Posted by : Unknown
Monday, December 14, 2015
Bandar Ceme - Cerita Sex: Mbak Widi, Tetanggaku - Sex Hot | Singkat cerita setelah melamar kerja kemana-mana, akhirnya keberuntungan memihak juga padaku. Aku diterima kerja di sebuah perusahaan bonafid, hanya saja jaraknya yang luar biasa jauh dari kediaman ku.
karena sudah tidak memungkinkan untuk bisa pulang pergi akhirnya akupun mengontrak sebuah rumah kecil, lumayan juga letaknya dekat kantor, dan suasananya pun nyaman.
Rumah kontrakan itu kepunyaan Ibu Emi. Beliau punya 4 rumah kontrakan, salah satunya ditempati oleh anak kandungnya yang telah berkeluarga yaitu mbak Widi.
Ibu Emi, Mbak Widi, dan Mas Muso yg merupakan suami dari mbak Widi sangat ramah padaku. Tak jarang mereka memberikan makanan-makanan ke kontrakan ku, mereka benar-benar keluarga yg ramah.
Bandar Ceme - Cerita Sex: Mbak Widi, Tetanggaku - Mbak Widi dan Mas Muso adalah pasangan suami – istri yg baru, kira-kira baru 3 tahun usia pernikahan. Mas Muso punya usaha rumah service elektronik yg jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal mereka. Namun mas Muso dan Mbak Widi terpaksa tetap tinggal disana karena Ibu Emi tidak ingin jauh dari anaknya, yaitu mbak Widi.
Singkat cerita, suatu hari aku memilih cuti kerja karena badanku terasa pegal-pegal, mungkin karena terlalu ngejar lembur. Aku pun berniat ke warung untuk membeli balsem urut, dan didepan ada mbak Widi sedang menjemur pakaian.
“mas Ido ga kerja?”
“enggak mbak, badan saya pegel-pegel soalnya, lagi izin cuti.”
Saat itu mbak Widi memakai kaos longgar yg tipis, sehingga agak menjiplak sketsa bra yg ia pakai, belum lagi tetes-tetes air cucian yg membasahi bajunya, semakin menambah jelas guratan bra yg ia kenakan. Buat ukuran wanita sudah menikah dan punya anak balita, body mbak Widi ini masih bisa dibilang menggairahkan.
“oh, mau dipijitin mas?”
waduh! dipijitin !
“wah ga usah lah mbak, ga enak, saya beli balsem aja deh.”
“saya ada balsem mas, kalo mau nanti saya pijitin deh sehabis jemur pakaian ya.”
Wah sepertinya niat-niat jahat sudah terkumpul di otak ku, aku terus membayangkan, bagaimana caranya nanti mbak Widi memijat tubuhku sambil terus berlanjut memijit penis ku ! hahahaha!
Selesai ia menjemur pakaian, ia pun segera menyambangi kontrakan ku. Akupun tanpa ragu segera melucuti pakaianku sambil terus memutar otak bagaimana pijat memijat ini bisa menjadi aktivitas yg ‘lebih menyenangkan’.
“mbak emang biasa mijitin si mas ya?”
“ah enggak juga mas, mas Muso mah jarang minta dipijitin, paling saya mas yg minta dia pijit-pijit hihihi”
wah, si mbak sudah mulai menjurus – jurus nih fikirku.
“wah asik nih ye main pijit-pijitan, bikin bujangan ngiri aja si mbak”
“hihihi yaudah biar ga iri nanti mas Ido pijitin saya juga ya weeee”
eaaaaaaa ! sudah semakin memancing – mancing dia !
“ah, saya sih mau aja, tapi nanti bisa-bisa ditempeleng mas Muso saya mbak”
“hihi ya jangan bilang-bilang mas, coba mas balikin badannya”
aku kun membalikan badanku yg tadinya terlungkup menjadi terlentang, sementara mbak Widi kini memijit dada dan perutku. Jujur saja, otong ku langsung berdiri ketika mbak Widi lebih seperti mengelus-elus perut ku ketimbang memijit.
“mas, jeans nya buka aja, sekalian paha sama kakinya saya pijit”
“oke deh mbak”
Seperti sudah saling menerima sinyal masing-masing, aku pun tanpa malu melepas celanaku hingga tersisa tinggal celana dalam ku. Mbak Widi pun terlihat sering mencuri-curi pandang ke arah penis ku yg masih terbungkus CD. Aku sengaja terus menikmati pijatan dan sentuhannya agar otongku semakin tegap dan semakin membuat mbak Widi salah tingkah.
Kepala mbak Widi semakin menunduk mendekati penisku. Sambil terus memijit pahaku dengan balsem, aku terus meikmati pijatan tangan lembutnya. Karena jarak kepala dan penisku yg semakin dekat, sesekali ku angkat pinggulku agar menyentuh bibirnya, bukannya menghindar ia malah ikut menggesek2 penisku dengan bibirnya. Ah! ini sih sudah kena, tinggal eksekusi saja!
“sebentar ya mas, saya cuci tangan dulu, kayaknya kalo mau mijitin yang itu ga bisa pake balsem, nanti panas, pake sabun lebih pas, hiihi”
Kena fikirku!
Bandar Ceme - Cerita Sex: Mbak Widi, Tetanggaku
Seraya mbak Widi berjalan kearah kamar mandi kontrakanku, aku sudah tak sabar lagi, langsung saja ku ikuti dia dan ku peluk dari belakang.
“emhh, masss”
ku gerayangi payudaranya yg montok, tangan ku yg satunya meraba kearah vaginanya. Ternyata vaginanya sudah basah sejak tadi. Terasa bulu-bulu kasar menghiasi vagina nya. Kubalikan badannya kulumat habis bibirnya.
“mbak jangan bilang-bilang mas muso ya, mbak juga mau kan?”
“iya mas,hmmhhh hmmmmmhhh”
Dikamar mandi kecil itu kulucuti semua pakaian mbak Widi hingga ia terlanjang bulat, kujilati payudara dan putingnya, kuplintir-plintir sampai dia merem melek. semakin turun ke bawah, tak luput vagina yg dikelilingi bulu-bulu jembut nya pun ku jilati.
“ahhhhh, emmmhhhhh”
Terlihat sekali mbak Widi menikmati permainanku. Ia langsung menarik badanku dan melucuti CD yg kupakai. Tanpa basa basi dia kulum habis penisku yg sudah menegang merah. Nikmat sekali kuluman mbak Widi ini, pasti mas Muso ga bosan-bosan ML sama mbak Widi.
Aku lalu duduk di pinggirian bak mandi, ku angkat badan mbak Widi.
“mbak aku masukin aja langsung ya?”
“iya mas, ayo”
tanpa kesulitan, dengan sekali gerakan penisku habis ambles di vagina mbak Widi yg lembab. Sambil terus menggoyang goyangkan penisku didalam liang kenikmatannya, aku pun terus mencumbu punduk mbak Widi yg putih harum.
“ahh ahhh ahhh”.
sekitar 10 menit kami habiskan di kamar mandi, terlihat wajah mbak Widi sudah klimaks tapi aku tidak ingin cepat-cepat mengakhiri semua ini. ku gendong dia ke kasur dan kulanjutkan permainan kami.
Dikasur kami habiskan lebih dari 3 gaya, aku tak peduli mbak WIdi sudah mengerang-erang menyerah karena permainan ku yg maksimal. Aku terus memo,pa penisku di vaginanya tanpa ampun.
“ahh mass, aku udah ga kuat massssss, ahhhhhh”
Mbak Widi sudah 2 kali klimaks, sedangkan aku masih kokoh bertahan dan mengoyak ngoyak vagina nya yang sepertinya belum pernah mendapatkan kenikmatan ini sebelum nya.
Akhirnya di klimaks nya yg ketiga, kami bersamaan mencapai puncak kenikmatan. dengan dahsyat ku roketkan spermaku didalam vagina mbak Widi.
“ahhhhhhhhhh”
Kami pun terkulai lemas di kaskur kontrakan kecil itu.
Sejak kejadian itu, jika aku kerja shift 3 selalu kusempatkan ML dengan mbak Widi dipagi hari. tak terhitung entah sudah berapa kali kami ML. Kini mbak Widi tengah mengandung seorang anak lagi, entah itu buah percintaan dari Mas Muso atau dari aku. hahahaha.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments