Posted by : Unknown
Friday, December 11, 2015
Poker Online - Cerita Sex: Chika Pacarku Yang Manis - Aku Ian lahir di Manado, Usia 27 thn masih belum nikah. Melalui cerita ini aku ingin berbagi pengalaman sex aku dengan pacarku yang manis Chika namanya.
Poker Online - Cerita Sex: Chika Pacarku Yang Manis - Hubungan kami berawal saat Chika masih dibangku SMU.Kami jadian setelah Chika putus dengan pacarnya sebelumnya sedangkan aku sebenarnya masih ada hubungan dengan pacar aku waktu itu. Namun setelah beberapa waktu pacaran dengan Chika akhirnya aku meninggalkan pacarku itu.
Singkat cerita,.. aku ingin menceritakan pengalaman sex pertama dengan dia. Waktu itu dia masih duduk di SMU, dan masih kelihatan lugu. Pada waktu itu ada acara peringatan hari Nasional di sekolahnya sehingga semua siswa di sekolahnya mengikuti upacara bersama. Setelah upacara tersebut ada kegiatan-kegiatan lanjutan, namun semalam kita sudah buat janjian untuk ketemu disamping sekolahnya.
Pagi itu setelah tidak lama menunggu akhirnya Chika muncul juga dengan seragam sekolahnya untuk menemui aku di tempat janjian. Selanjutnya kami meninggalkan sekolahnya, rencananya kami akan jalan-jalan di mall. Namun karena dia masih menggunakan seragam sekolah akhirnya dia minta ditemani ke rumahnya untuk mengganti seragamnya.
“Ke rumahku dulu ya…” katanya.
“Kenapa??” kataku
“Ganti baju dulu dong…”ujarnya manja.
Aku menurut saja ke rumahnya dalam perjalanan aku sempat memperhatikan Chika yang sepertinya masih malu-malu denganku mungkin karena belum lama jadian dan baru kali ini ke rumahnya. Sesampai di rumahnya kami mendapati rumah itu sedang kosong, kedua orang tuanya sedang di tempat kerjanya begitu juga dengan kakak perempuannya juga sedang ke tempat kuliahnya.
Sampai dirumah dia mempersilahkan aku duduk, sambil mengeluarkan minuman. Selanjutnya kami berbincang-bincang singkat di ruang tamunya maklum baru jadian.
Saat itu aku memperhatikan Chika yang sangat cantik, dengan kulit mulus kuning langsat, rambut kuning agak pirang kemerah-merahan karena dicat. Selanjutnya aku lebih memperhatikannya mendetail mata seksi yang menantang, bibirnya mengundang nafsu untuk melumatnya.
Aku mulai tidak tahan melihat keindahan di depanku ini, akhirnya aku memberanikan diri untuk menciumnya. Ternyata Chika yang saat itu duduk berdampingan denganku langsung merespon bibirku yang saat itu mulai menciumi pipinya sambil memejamkan matanya. Melihat itu aku tidak menyia-nyiakan kesempatan langsung ku ciumi bibirnya yang terbuka saat aku menciumi pipinya.
Aku melumatnya dengan lembut, menggigit dan menghisap bibir dan lidahnya bergantian, Chika yang saat itu telah terpancing birahinya juga menciumiku dengan penuh nafsu, nafasnya agak tersengal-sengal mungkin karena menahan nafsunya. Selanjutnya tanganku mulai turun ke dadanya, dia diam sampil terus menciumi aku. Satu persatu kancing seragam putihnya kulepas, dia seperti mengiyakan dengan membusungkan dadanya.
Akhirnya lepas juga bajunya dan aku lanjutkan dengan BH-nya, memeluknya menciumi lehernya sambil membuka BH hitam-nya. Terlihat Chika semakin bernafsu, matanya meram merasakan sensasi ciuman di leher dan turun ke dadanya. Roknya pun akhirnya kulepas, begitu juga dengan kaos dan celana yang aku pakai akhirnya semua lepas. Chika tinggal mengenakan celana dalam berwarna hitam seragam dengan BH-nya.
Aku mulai menciumi seluruh tubuhnya, menjilatnya dengan lembut, dari wajah turun ke payudara dan ke putingnya yang kelihatan memerah dan kencang, berulang-ulang hingga membangkitkanbirahinya. Aku melanjutkan menjilati perutnya yang langsing. Sementara itu Chika kelihatan semakin terangsang, dia memegangi kontolku yang masih dalam sangkarnya dan menegang seperti tiang bendera, mengelus-elusnya dengan halus dan semakin kasar seirama nafsunya yang semakin meninggi.
Akhirnya aku tiba di daerah vaginanya aku jongkok sedang dia duduk bersandar, sambil membuka celana dalamnya aku mulai mempermainkan lidah aku pada daerah klentit vaginanya yang merekah. Chika semakin bernafsu dia terengah-engah berusaha menahan luapan birahinya yang telah melewati alam sadarnya.
“Aku.. tidak.. tahan… Ian…” Ujar Chika.
“Keluarkan saja” aku mempersilahkan dia menikmati sensasi yang luar biasa itu.
“Uuuh.. aahh.. eehhh..eehhh..” Chika mengerang.
Perlahan-lahan vaginanya basah dengan cairan yang keluar dari dalamnya, pertanda dia terangsang. Selanjutnya sementara dia mengerang menikmatinya aku, menuntun tangannya ke kontol aku yang sudah aku keluarkan dari sangkarnya. Dia meremasnya dan mengocoknya perlahan-lahan, aku merasakan semakin meninggi, akhirnya kontol aku perlahan-lahan menyentuh bibirnya yang seksi dan masuk ke mulutnya.
Terasa sensasi yang nikmat saat lidahnya yang imut itu mempermainkan penis aku yang mulai mengeluarkan cairan pelumasnya. Dimasukan dan dikeluarkan perlahan dan semakin cepat, selanjutnya dia mulai menjilati ujung penis aku yang telah berwarna merah muda, geli, nikmat dan luar biasa saat lidahnya menjilati bagian bawah ujung penis aku aku menutup mata menikmati sensasi itu.
“Uuuh.. eehhh.. terus chik.. nikkmaat…” ujarku.
“Kau suka??” katanya sambil terus menjilatinya dan menatap dengan menengadah keatas karena saat itu aku dlm posisi berdiri.
“He-eh” ujarku mengangkuk.
Dia melanjutkan menjilatinya sementara tangan kirinya menahan batang penis dan tangan kanannya meremas-remas biji penis aku yang menggantung.
“Aku sudah tak tahan Ian…” ujar Chika.
Akhirnya dia duduk terlentang sambil mengangkang, dia terus memegang penisku dan aku mengerti maksudnya. Aku mulai memainkan penis aku di mulut vaginanya. Dia terlihat menikmati usapan-usapan penisku di bibir vaginanya, terlihat kembali keluar cairan dari memeknya itu, yang pertanda Chika semakin terangsang.
“Eeeeeehhhh…eehhhh…”kembali Chika mengerang.
Merasakan semakin lembutnya bibir vagina itu aku balas menjilatinya, lidahku kupermainkan diujungnya dan coba aku teroboskan ke bagian dalamnya yang berwarna pink.
“Ian, udah gak tahan nihh…. uuuhh…” Chika memintaku untuk melanjutkan dengan tahapan selanjutnya.
Saat itu juga penis ukuran >15 cm ku yang telah tegang dan basah dengan cairan putih bening kumasukkan ke dalam liang vaginanya yang masih terasa sesak. Dengan dibantu cairan dari penisku dan dari vaginanya, batangku masuk perlahan-lahan ke dalam lubang rahasianya yang ternyata masih perawan, darahnya keluar setelah permainan kami yang kedua.
“Auw… aduuuhh.. pelan-pelan ian.. sakit…..” ujar Chika.
“He..eh akung…”kataku.
Chika mengerang dan kejang-kejang, badan dan kakinya menegang sementara tangannya memelukku, saat batang penisku mulai bermain didalam liang vaginanya.
Selanjutnya kami merubah posisi, dia menelungkup di kursi dengan tangannya menahan badannya sementara itu aku mulai kembali menerobos memeknya yang merekah dengan senjata rahasiaku dari belakang, mirip doggy style. Sementara tangan kiriku meremas payudaranya yang berukuran 34A, dan jari tengah tangan kananku memainkan klentit vaginanya.
“A..duuuh.. geli.. ahh.. ahh.. uhh..ehhh.” erang Chika.
Setelah bermain sekian lama dengan berbagai gaya secara refleks, Chika mulai merasakan Orgasme, begitu juga dengan aku.
“Aku mau sampai ian…” katanya.
“Aku juga…” tambahku.
“Heeii jangan didalam…… takut hamil…” ujar Chika.
“He..eh’ jawabku sambil mempercepat genjotan penisku didalam vaginanya, terasa vaginanya mulai becek, karena Chika orgasme.
“Aaah nikmat Ian… terus..terus uuhh…eeehh…eeehhh.” Ujar Chika sambil membantu menggoyang-goyang pinggulnya, sepertinya dia telah mahir.
Saat itu penisku siap untuk mengeluarkan pelurunya, secepatnya aku menariknya keluar dari dalam memeknya dan mengarahkan ke perutnya. Aku mengocok penisku dengan cepat sementara Chika dengan refleks meremas-remas kedua bolanya yang menggantung.
“Aaaaaaaaaaahhhh….Eeeaaaaaaahhh..eeaaaaaaahh” aku mengerang menahan teriakku menikmati sperma yang keluar dan muncrat menembak-nembak dengan kencang ke perut hingga leher Chika.
Aku terjatuh lemas memeluk tubuhnya yang lemas duluan dengan cairan sperma yang baunya seperti pandan.
“Thanks Chik.. “ bisikku beberapa saat kemudian, terdengar romantis.
Dia mengangguk-anggukan kepalanya sambil tersenyum puas.
Kami selanjutnya membersihkan diri di Kamar Mandi Kamarnya, setelah itu kami melanjutkan permainan kedua, dan saat permainan itu keluar darah perawan dari vagina Chika.
Begitulah selanjutnya kami sering melakukannya.
Hingga saat ini kami masih pacaran, namun kami dipisahkan oleh tuntutan aktivitas dan kerjaku yang saat ini di Jayapura sedang dia di Manado. Selama pacaran dengan dia aku juga punya pengalaman lain dengan teman-teman wanitaku yang akan saya ceritakan di kisahku yang lain.
Saat ini aku telah berada disini hampir 3 bulan, dan selama ini aku belum pernah melakukan hubungan seks, mungkin karena kurangnya kesempatan serta belum ada yang pas. Rasanya menyiksa dan aku sangat ingin untuk kembali merasakan sensasi dalam berhubungan seks, mungkin karena telah terbiasa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments