Poker Online - Aku Menjadi Pemuas Nafsu Tante
Poker Online - Aku Menjadi Pemuas Nafsu Tante - Tanteku namanya Yuni, dia ini seorang “Single parent” dengan tiga orang anak; dua perempuan dan satu laki- laki. Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan mobil. Suaminya ini memang seorang pembalap lokal yang tidak terkenal namanya. Dengan tiga orang anak dan umurnya yang sudah 37 tahun, tanteku ini masih saja kelihatan seksi. Tubuhnya terawat, karena dengan kondisi keuangannya yang mapan, tanteku secara teratur senam. Hasilnya, walaupun dengan tiga orang anak, tubuhnya tetap terawat dengan baik. Pantatnya besar dengan pinggul yang juga besar tapi pahanya selain putih dan mulus juga singset tanpa ada tumpukan lemak sedikitpun. Payudaranya lumayan besar, entah kira- kira berapa ukurannya akupun tidak tahu tapi yang jelas masih sekal tidak kendor layaknya seorang Ibu yang sudah melahirkan tiga orang anak.
Kejadian cerita dewasa ini berawal pada saat yang tidak diduga sama sekali dan saat itu di rumah sedang tidak ada orang hanya ada tanteku yang sedang asyik memasak untuk hidangan makan siang, kebetulan hari itu jadwal mengajar tanteku hanya satu mata kuliah saja. Sepulang sekolah, aku menemukan tanteku didapur sedang asyik memasak. Dengan langkah gontai karena kecapekan, aku langsung menghampiri meja makan. “Tante Yun, belum siap yah makanannya?” tanyaku kelaparan. “Belum Wan, sabar yah. Ini lo si Suti (pembantu tanteku) pulang tadi pagi, jadinya ya gini nih repot sendiri” keluh tanteku Di dahinya terlihat cucuran keringat, belum lagi tangannya yang belepotan dengan berbagai macam bumbu yang sedang diraciknya. Kelihatan sekali kalau tanteku tidak pernah kerja “Sekeras” ini. Walaupun begitu, entah kenapa terlihat sekali wajah tanteku semakin cantik.Saat itu dia hanya menggunakan daster pendek yang sebenarnya tidak ketat tapi karena bentuk pantat dan pinggulnya yang besar, daster itu jadi kelihatan agak ketat dan memetakan garis dari celana dalamnya kalau dia sedang membungkukkan badannya. “Ah, seksi sekali” pikirku kotor. “Wawan bantuin ya Tante?” tawarku. “Boleh Wan, sini!” ternyata tanteku tidak keberatan. Tidak ada angin tidak ada hujan, belum sampai aku mendekat, entah karena apa tiba-tiba kran air di cucian piring copot dari pangkalnya. Otomatis air yang langsung dari tandon air yang penuh menyembur dengan derasnya mengenai tanteku yang kebetulan ada didepannya. “Aduh Wan, tolong.., gimana ini?” tanteku dengan paniknya berusaha menutupi saluran air yang menyembur dengan tangannya. Karena tubuh tanteku tidak terlalu tinggi, untuk mencapai saluran itu dia harus sedikit membungkuk. Terlihat sekali dasternya yang sudah basah kuyup itu sekali lagi memetakan pantatnya yang besar. Garis celana dalamnya kini terlihat lebih jelas. Dengan tergesa-gesa , tanpa pikir-pikir lagi aku segera mendekat dan membantunya menutup saluran air itu dengan tanganku juga. Tanpa aku sadari ternyata posisi tubuhku saat itu seperti memeluk tubuhnya dari belakang. Bisa di bayangkan, tanpa sengaja juga kontolku mengenai belahan pantatnya yang sekal. Keadaan ini bertahan beberapa lama. Hingga menimbulkan sesuatu yang kotor dipikiranku. “Aduh Wan gimana ini?” tanya tanteku tanpa bisa bergerak. “Duh gimana ya Tante, aku juga bingung.” kataku mengulur waktu.
Saat itu, karena gesekan-gesekan yang berlebihan di kontolku, aku jadi tidak bisa menahan gairah untuk merasakan tubuhnya. Pelan-pelan aku melepas satu tanganku dari saluran air itu, pura-pura meraba-raba disekitar cucian piring, mencari sesuatu untuk menutup saluran air itu sementara. Tanpa sepengetahuannya aku justru melepas celanaku berikut juga celana dalamku. Memang agak susah tapi akhirnya aku berhasil dan dengan tetap pada posisi semula kini bagian bawahku sudah tidak tertutup apa-apa lagi. “Wah, nggak ada yang bisa buat nutup Tante. Sebentar Wawan carikan dulu yah” Kini niatku sudah tidak bisa ditahan lagi, pelan-pelan aku melepas peganganku di saluran air. “Pegang dulu Tante” kataku sedikit terengah menahan gairah. “Yah, gih sana cepetan, Tante sudah pegal nih” sungut tanteku. Kemudian tanpa pikir panjang, secepat kilat aku menyingkap dasternya, kemudian secepat kilat juga berusaha untuk melorotkan celana dalamnya yang entah warnanya apa, karena sudah basah kuyup oleh air, warna aslinya jadi tersamar. “Ehh.. apa-apan ini Wan, jangan gitu dong!?” tanpa sadar tanteku melepas pegangannya disaluran air untuk menahan tanganku yang masih berusaha melepaskan celana dalamnya. Air menyembur lagi. “Auhh .. ohh” suara tanteku jadi tidak jelas karena mulutnya kemasukan air. Tanpa sadar juga tanteku berusaha untuk menutup saluran air dengan tangannya lagi, otomatis tanganku sudah tidak ada yang menahan lagi. “Kesempatan ” pikirku, dengan satu sentakan celana dalam tanteku melorot sampai diujung kakinya. “Auwch .. duh Wan jangan, aku ini tantemu, jangann..” Mohon tanteku. Kepalang tanggung, aku langsung jongkok. Aku lalu menyibak pantatnya yang besar dan mencari liang senggamanya.
Kudekatkan kepalaku, kujulurkan lidahku untuk mencapai vaginanya. “Auwchh. . Wan.. ahh..” jilatan pertamaku ternyata membuatnya bergetar tanpa bisa beranjak dari tempat semula, kalau bergerak air pasti akan menyembur lagi. Lidahku semakin leluasa merasakan aroma dari vaginanya, semakin kedalam membuat tanteku bergetar hebat. Entah kenapa sudah tidak ada lagi bahasa tubuhnya yang menunjukkan penolakan, yang ada kepalanya semakin menggeleng- geleng tidak keruan. Kucari klitorisnya, memang agak sulit, setelah dapat kuhisap habis, dua jariku juga ikut menusuk liang vaginanya. Tidak terkira jumlah lendir yang keluar, tak lama kemudian, terasa pantatnya bergetar hebat. “Ahh.. hh Wann.. ahh aouhh..” dengan erangan keras, rupanya tanteku sudah mencapai orgasme. Tubuhnya langsung lunglai tapi tanpa melepas pengangannya dari saluran air. “Aduh aku belum apa-apa” pikirku.
Poker Online - Aku Menjadi Pemuas Nafsu Tante
Langsung aku berdiri, kusiapkan senjataku yang sudah mengacung dengan keras. Dengan dua tanganku aku coba menyibakkan kedua belahan pantatnya sambil kudekatkan kontolku kevaginanya. Kudorongkan sedikit demi sedikit. Begitu sudah betul-betul tepat dimulut liang kenikmatannya, tanpa ba-bi-bu langsung kulesakkan dengan kasar. “Ahh sakit Wan.. pelan.. auh” kepala tanteku langsung melonjak keatas, tanpa sengaja pegangannya di saluran air terlepas. Air menyembur dengan deras. Kepalang basah, begitu mungkin pikir tanteku karena selanjutnya dia hanya berpegangan dipinggiran cucian piring. Sudah tidak ada penolakan pikirku. Kudiamkan sebentar kontolku yang sudah masuk hingga pangkalnya didalam vagina tanteku, ku nikmati benar-benar bagaimana ternyata vagina yang sudah mengeluarkan tiga orang manusia ini masih saja nikmat menggigit. Sensasi yang sangat luar biasa sekali. Pelan- pelan kutarik, kemudian kudorong lagi. “Oohh.. Wan enak, terus sayang.. yang cepat aouhh.. ahh.. terus sayang” pantatnya bergoyang melawan arah dari kocokanku. “Nah gitu Wan, ouhh.. ya gitu teruuss..” Pinta tanteku.
Aku terus mengocokkan kontolku dengan cepat. Sebentar kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat. “Yang cepat Wan, Tante sudah mau keluar lagi. . ouhh.. terus” kepalanya semakin menggeleng- geleng tidak karuan. “Cepatt. . cepatt truss.. ouchh.. Tante kelluaarr.. aghh” Orgasmenya telah sampai dibarengi dengan kepalanya yang melonjak naik, tangannya mencengkeram pinggiran cucian piring dengan erat. “Cabut dulu Wan.. Tante linuu.. ” pinta tanteku, karena merasakan aku yang masih mengocoknya dari belakang. “Akan wawan cabut, tapi janji nanti diteruskan ya Tante?” kataku. “Iya , tapi sekarang dari depan aja yah” janji tanteku. Tubuhnya kemudian berbalik. Wajahnya sudah awut-awutan dan basah kuyup. Kemudian dia duduk diatas cucian piring sambil menghadapku. Aku mendekat, langsung kucari bibirnya dan kemudian kami berpagutan lama.
Sambil kami berciuman, satu tangannya membimbing kontolku kearah liang vaginanya. Tanpa disuruh dua kali kudorongkan pantatku dibarengi dengan masuknya juga kontolku. “Ahh.. oohh. .” erang tanteku, ciuman kami terlepas. “Kocokkan yang cepatt wann..” pinta tanteku sambil pahanya semakin dilebarkan. “Begini Tante..” Kataku sambil mengocokkan kontolku dengan cepat. “Gila kamu Wann.. kuaatt sekalii kamuu. .” sambil satu tangannya menarik satu tanganku, kemudian ditaruhnya di bagian atas vaginanya. Aku tahu mau maksudnya. “Yahh yang ituu.. teruss Wann.. ohh enakk.. Wan teeruss..” rintih tanteku ketika sambil kontolku mengocok vaginanya tanganku juga memelintir klitorisnya. “Ohh Wan, Tante hampir sampai.. ” tubuhnya mulai bergetar agak keras. “Aku juga hampir sampai Tante.. ohh punya Tante eenakk..” aku mulai tidak bisa mengendalikan lagi, orgasmeku tinggal sebentar lagi. “Dikeluarin dimana Tante?” tanyaku minta ijin. “Udah nggak usah mikirin itu, ayoo teruss.. didalemm jugaa nggakk Papa” “Ayoo ..Tante udah diujung nihh wann..” “Ouhh.. enakk.. cepatt Wann.. yangg cepatt” rintih tanteku. “Goyang Tante, kita barengan ajaa.. oghh” orgasmeku sudah diujung.
Semakin kupercepat kocokanku, tanteku juga mengimbangi dengan menggoyang pantatnya. Sambil berpegangan pada belakang pantatnya, kukeluarkan air maniku. “Aku keluarr tantee.. aughh.. ” sambil kubenamkan dalam-dalam. “Tante juga Wann.. oughh akhh.. gilaa.. uenakknya.. ” erangnya sambil jemarinya mencengkeram bahuku. Akhirnya kami berdua terkulai lemas. Kudiamkan dulu kontolku yang masih ada didalam vaginanya. Kulirik ada sedikit lelehan air mani yang keluar dari vaginanya. Seperti tersadar dari dosa, tanteku mendorong badanku. “Kamu nakal Wan, berani sekali kamu berbuat ini” sungut tanteku. “Tapi Tante juga menikmatinya kan?” belaku. Tanpa berkata apa-apa, dia kemudian turun, meraih celana dalamnya kemudian berlalu kekamar mandi. Aku berusaha mengejarnya tapi dia sudah lebih dulu masuk kamar mandi kemudian menguncinya. “Tante air di tandon tadi sudah habis loh” candaku dari luar kamar mandi tapi tidak ada balasan dari dalam.
Posted By :
.HALOO, AYOO BERGABUNG BERSAMA DENGAN KAMI WWW.JPSPOKER.COM
tertarik bermain poker diJPSPOKER.com/
PROMO menarik akhir tahun
#bonus referal setiap ajak temen sebesar 10%
#potongan meja 3%
#gratis chip 10rb setiap harinya khusus new member
# Bonus Rollingan mingguan 0,5 % T.O Minimal 1jta
masih ragu untuk bermain di gudang poker
Jpspoker telah berdiri sejak tahun 2013
bergabunglah bersama kami dan kalahkan semua lawan yang ada di Jpspoker.com
TIDAK ADA BOT dan REAL pemain vs pemain.
Bandar Ceme - Memuaskan Nafsu Birahi Ibu Majikanku
Bandar Ceme - Memuaskan Nafsu Birahi Ibu Majikanku - Aku (Anis) lelaki berusia 39 tahun. Satu Bulan terakhir ini, tiba-tiba aku teringat ketika aku baru saja selesai menamatkan pendidikanku di SMA tahun 1984 pada salah satu ibu kota kecamatanku. Sebut saja Kecamatan KH pada salah satu Kabupaten di Sulsel. Ketika itu aku menghadapi permasalahan yang hampir sama dengan permasalahanku saat ini yakni bentrok dengan keluarga. Hanya saja ketika itu, aku bentrok dengan orang tuaku, sedang saat ini aku bentrok dengan istri.Ceritanya, hanya persoalan sepele yaitu orang tuaku menghendaki agar aku tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tapi aku tetap ngotot untuk mendaftar pada salah satu perguruan tinggi di Makassar. Karena tidak didukung orang tua, aku terpaksa meminjam uang dari tetangga sebesar Rp.10.000, buat ongkos mobil ke Makassar dan sisanya buat jajan. Karena aku tidak punya kenalan di Kota Makassar, maka aku terpaksa bermalam di terminal bus sambil mencari kenalan agar aku bisa mendapatkan kerja secepatnya. Kerja apa saja asal halal.
Setelah dua hari aku bergaul dengan orang-orang terminal, akhirnya ketemu dengan seorang tukang batu yang waktu itu sedang merenovasi tembok dan lantai tunggu para penumpang. Aku menawarkan diri menjadi buruh pada tukang tersebut, dan setelah kuceritakan masalahku yang sebenarnya, akhirnya ia menerima tawaranku itu. Aku ditawarkan gaji Rp.2.000/hari tanpa ditanggung makan dan penginapan. Aku langsung setuju saja, sebab jika tidak, aku akan mati kelaparan mengingat uang jajanku telah habis. Namun aku minta agar gajiku dapat kuterima setiap hari dan tukang itupun setuju.
Setelah lima hari aku bekerja dengan tekun dan bermalam bersama dengan sopir-sopir bus malam di terminal, aku dikenalkan dengan seorang pengusaha beras yang kaya oleh salah seorang sopir bus kenalan saya di terminal itu. Malam itu aku diantar ke salah satu rumah besar yang beralamat di Jl. SA. Aku gemetaran dan nampak kampungan ketika memasuki rumah yang serba mewah itu. Kalau tidak salah, ada 7 buah mobil truk dan dua mobil sedang serta 3 mobil kijang pick up di parkir di depannya. Seorang pembantu laki-laki setengah baya mempersilakanku masuk duduk di ruang tamu. Tidak lama kemudian seorang gadis entah pembantu atau keluarga si pengusaha itu sedang membawa 3 cangkir kopi beserta kue kering. Kue seperti itu rasanya seringkali saya makan di kampungku.
Bandar Ceme - Memuaskan Nafsu Birahi Ibu Majikanku
Setelah kami duduk kurang lebih 2 menit di ruang tamu, tiba-tiba: “Iyana eddi muaseng elo makkulliah na de’ gaga ongkosona? (Ini orangnya yang kamu maksud mau kuliah tapi tidak punya biaya?)” tanya seseorang yang baru saja keluar dari kamarnya dengan perawakan tinggi besar, perut gendut dengan warna kulit agak hitam. Ia gunakan bahasa Bugis mirip bahasa yang sehari-hari kugunakan di kampungku. “Iye’ puang. Iyana eddi utihirakki (Yah betul. Inilah orangnya yang saya antar)” jawab si sopir yang mengantarku itu.
Selama di rumah itu, kami bercakap dengan memakai bahasa daerah Bugis. Namun, untuk memudahkan dan memperjelas kisahku ini, sebaiknya kugunakan bahasa Indonesia saja tanpa mengurangi makna percakapan kami, apalagi bahasa percakapan kami adalah campuran bahasa Indonesia dan Bugis. “Oh yah, masuk saja dulu makan nak, siapa tahu temanmu itu belum makan malam” katanya pada si sopir itu sambil mempersilakan kami masuk ke ruang dapur. “Ayo Nis, kita sama-sama makan dulu baru ngobrol lagi” ajakan si sopir itu seolah ia sudah terbiasa di rumah itu. “Yah.. Terima kasih Pak. Rasanya aku masih kenyang” kataku pura-pura kenyang meskipun sebenarnya aku sangat lapar karena belum makan malam. “Ayolah.. Masuklah.. Jangan malu-malu. Tidak ada siapa-siapa di rumah ini. Biar sedikit saja di makan” kata sopir bersama dengan si pemilik rumah itu sambil ia berdiri menuntunku masuk ke ruang makan. Ternyata di atas meja telah tersedia makanan lengkap seolah meja itu tidak pernah kosong dari makanan.
Setelah kami duduk di depan meja makan, aku menoleh kiri kanan dalam ruangan itu dan sempat kulihat 3 orang perempuan di rumah itu. Seorang di antaranya sedang cuci piring. Ia sudah cukup tua, yang jika ditaksir usianya sekitar 50 tahun ke atas. Sedang yang satunya lagi sedang berbaring di atas salah satu tempat tidur sambil membaca koran. Bila ditaksir usianya antara 30 sampai 40 tahun. Namun seorang wanita lagi sedang asyik nonton TV sambil bersandar pada rosban tempat wanita berbaring sambil baca koran tadi. Ia nampak masih muda. Jika ditaksir usianya sekitar 17 sampai 25 tahun. Nampaknya ia masih gadis. Selama kami menyantap makanan di atas meja itu, kami tidak pernah bicara sama sekali. Namun aku merasa diperhatikan sejak tadi oleh wanita setenga baya yang sedang baca koran itu. Ia sesekali mengintip aku sambil memegang korannya. Lebih aneh lagi, setiap kami beradu pandangan, wanita itu melempar senyum manis. Aku sama sekali tidak mengerti maksudnya, tapi aku tetap membalas dengan senyuman tanpa diperhatikan oleh si sopir teman makanku itu. Kalau bukan karena si sopir itu berhenti duluan makan, aku tidak bakal berhenti makan dan aku semakin betah duduk berlama-lama di kursi makan itu berkat lemparan senyum si wanita setengah baya itu.
Setelah kami duduk kembali bersama dengan si sopir itu di ruang tamu, laki-laki berperawakan besar tadi kembali duduk di depanku dan berkata, “Kamu dari daerah mana dan dimana orang tuamu nak?” tanya laki-laki itu. “Dari Bone Pak. Orang tuaku tinggal di kampung” jawabku. “Kamu tinggal di Kota Bone atau desanya?” tanyanya lagi serius. “Di kampung jauh dari kota Pak” jawabku lagi. “Saya sudah dengar permasalahanmu dari sopir ini. Kalau kamu mau tinggal sama kami, aku siap membiayai kuliahmu jika kamu lulus nanti” “Terima kasih banyak Pak atas budi baik bapak. Aku bersyukur sekali bisa bertemu dengan bapak” kataku dengan penuh kesopanan. “Kebetulan sekali kami juga asli Bugis tapi Bugis Sinjai. Bahkan istri pertamaku tinggal di Kota Sinjai” lanjutnya terus terang. “Yah kalau begitu, aku sangat beruntung pergi ke Makassar ini,” kataku.
Setelah kurang lebih 3 jam kami ngobrol, laki-laki itu menyuruh kami masuk ke salah satu kamar depan untuk istirahat. Tapi si Sopir temanku itu malah minta pamit dengan alasan pagi-pagi mau cari penumpang. Aku mengerti dan laki-laki tadi yang belakangan kuketahui kalau ia adalah majikanku dan kepala rumah tangga dalam keluarga itu, mengizinkan si sopir tadi pulang ke terminal. Sebelum majikanku itu berangkat untuk mengurus usahanya pada esok harinya, sambil menyantap hidangan pagi bersama istrinya yang kemarin kulihat baca koran dan anak satu-satunya di rumah itu yang kemarin nonton TV di ruang makan, ia memperkenalkan seluruh anggota keluarga dan pembantunya di rumah itu, termasuk sopirnya.
Setelah itu ia tunjukkan kamar tidurku dan jelaskan kerjaku sehari-hari di rumah itu. Aku diminta menjaga rumah dan membantu istri keduanya ketika ia sedang pergi ke luar kota mengurus perusahaannya. Aku senang sekali mendengar pekerjaan yang dibebankan padaku, apalagi membantu istrinya yang kuyakini cukup ramah dan bijaksana. Sejak hari pertama aku sudah cukup akrab dengan anggota keluarga di rumah itu dan aku mengerjakan seluruh pekerjaan di rumah itu, termasuk mencuci, memasak dan menyapu sebagaimana layaknya keluarga atau pembantu umum di rumah itu. Sikap kami berjalan biasa-biasa saja tanpa ada keanehan hingga hari kedua belas. Namun pada hari ketiga belas, pikiranku mulai terganggu ketika majikan laki-lakiku menyampaikan bahwa ia akan pergi ke Sinjai untuk membeli gabah dan beras untuk beberapa hari. Aku yakin kalau pergaulanku dengan istri keduanya itu bisa tambah dekat, sebab akhir-akhir ini istrinya itu sering minta aku membersihkan tempat tidurnya dan berpakaian yang sedikit kurang sopan di depanku saat suaminya keluar rumah. Aku justru sangat gembira mendengarnya.
Setelah majikan laki-lakiku itu berangkat bersama sopir pribadinya sekitar pukul 9.00 pagi, aku kembali melaksanakan tugas hari-hariku seperti hari-hari sebelumnya yakni mencuci pakaian, piring dan menyapu tempat tidur majikanku. Pembantu rumah itu sedang menyapu di halaman belakang, sementara anak gadis satu-satunya itu sedang ke sekolah. “Nis, bisa nggak kamu membantu aku seperti suamiku membantuku setiap malam?” tanya istri keduanya itu ketika aku sedang membersihkan tempat tidurnya. Aku sangat kaget dan bingung atas permintaannya itu. Aku tidak segera menjawab karena aku tidak tahu maksudnya dengan jelas. “Membantu bagaimana yang ibu maksud?” tanyaku penuh ketakutan. “Memijit kepala dan punggungku sebelum aku tidur, karena mataku tak bisa tertidur sebelum dipijit” katanya sambil sedikit senyum. “Kalau soal pijit memijit, kurasa sangat mudah Bu’. Aku bisa, tapi.. Tapii aapa bapak tidak marah nanti kalai ia tahu Bu?” tanyaku terbata-bata kalau-kalau ia hanya memancingku. “Nggak bakal marah kok. Kan kamu sudah jadi kepercayaannya. Lagi pula kamu diberi tugas menjaga aku selama ia belum pulang” katanya lagi. Setelah kusetujui permintaannya, ia lalu keluar dan duduk baca koran di ruang tamu, sedang aku ke halan depan untuk menyapu, lalu istirahat di kamar tidurku.
Setelah makan malam, aku bersama pembantu nonton TV di ruang makan, sedang ibu majikanku dan anak gadisnya nonton TV di kamarnya masing-masing. Setelah siaran berita yang kami tonton habis, pembantu itu pergi tidur di kamarnya yang berdekatan dengan ruang dapur. Sedangkan anak gadis majikanku masih terlihat belajar di kamarnya dengan pintu kamar yang terbuka lebar. Aku kembali teringat dengan perintah ibu majikanku tadi pagi. Aku bertanya-tanya dalam hati kapan perintah itu harus kulaksanakan, karena ibu tidak menjelaskan jam berapa dan di mana. Di ruang makan, atau ruang tamu ata di kamar tidurnya. Aku tunggu saja perintahnya lebih lanjut.
Setelah terdengar pintu kamar anak gadis majikanku itu tertutup dan terkunci rapat sebagai tanda ia sudah mau tidur, maka terdengar pula pintu kamar majikanku terbuka pertanda ia mau keluar dari kamarnya. Aku pura-pura tidak memperhatikannya. Namun tiba-tiba ibu majikanku itu duduk tidak jauh di sampingku sambil nonton TV bersamaku. “Nis, sudah lupa yach permintaanku tadi pagi?” tanyanya setengah berbisik yang membuat aku kaget dan gemetar. “Ti.. Tiidak Bu’. Mmaaf Bu’, aku hampir lupa” jawabku ketakutan. “Kalau begitu ayolah. Tunggu apa lagi. Khan sudah larut malam” ajaknya. “Ta.. Tapi di mana Bu’?” tanyaku singkat. “Tentu di kamarku donk. Tidak mungkin di sini atau di kamarmu” jawabnya. Aku sebenarnya sangat takut kalau ada orang lain yang mencurigai aku. Tapi karena ini adalah perintah majikan, lagi pula semua orang di rumah itu pada tidur, maka apapun resikonya aku harus jalankan. Ibu majikanku berjalan dengan pelan seolah takut pula diketahui orang lain dan ia menuju kamar tidurnya, sementara aku ikut di belakangnya dengan pelan dan hati-hati pula.
Setelah masuk kamar, ia lalu menutup dan mengunci pintunya dengan rapat. Lalu ia membuka daster yang dipakainya dan terus telungkup tanpa memakai baju, melainkan hanya BH dan celana tipis yang agak pendek di badannya. “Ayo Nis, silakan dipijit kepala dan leherku bagian belakang lalu punggungku” pintanya seolah tak sabar menunggu lagi. Aku segera duduk di pinggir tempat tidurnya, lalu secara pelan dan hati-hati menyentuh kepalanya bagian belakang, terus turun ke leher belakangnya.
Setelah aku mencoba menekan dan mengeraskan sedikit pijitanku, ibu majikanku itu tiba-tiba bersuara dengan nada sedikit agak tinggi. “Wah.. Kenapa tidak pakai minyak gosok Nis. Ambil di kolom rosban?” “Yah.. Yah.. Maaf Bu’. Aku tidak melihatnya tadi” kataku dengan suara agak tinggi pula. “Jangan terlalu besar suaranya Nis, nanti kedengaran orang” kata ibu. Setelah ibu majikanku melarangku bersuara agak keras, ia lalu berbisik. “Punggungku juga Nis, biar aku bisa tidur nyenyak”. Menyentuh kepala dan rambut serta lehernya saja, aku sudah cukup terangsang dibuatnya. Apalagi memijit kulit punggugnya yang setengah telanjang itu. Tapi karena itu adalah perintah majikan, maka aku segera laksanakanKetika aku menurunkan kedua tanganku dan menggosok-gosok punggungnya, terasa hangat sekali. Kulit tubuhnya sangat putih dan halus. Sesekali aku meletakkan tanganku di bawah ketiaknya dan di pinggir BH warna abu-abu yang dikenakannya.
Kedua tanganku semakin lengket dan lambat gerakannya ketika ujung jariku sedikit menyelusup di balik pengikat BH dan pinggir atas celananya. Bahkan sempat tanganku tidak bergerak sejenak ketika konsentrasiku mulai mengarah ke balik pakaiannya itu. “Nis, kenapa diam. Ada apa, sehingga kami tidak menggerakkan tanganmu itu?” tanyanya sambil bergerak dan sedikit berbalik, sehingga aku sempat melihat sebagian daging empuk yang ada di balik BH-nya itu. “Ti.. Tidak apa-apa Bu’. Hanya takut?” jawabku dengan nafas terputus. “Takut sama siapa? Khan tidak ada orang lain di sini. Capek yaah?” Setelah berkata begitu, ibu majikanku tiba-tiba berbalik arah sehingga ia telentang di depanku. Terpaksa kedua tanganku menyentuh tonjolan BH-nya tanpa sengaja. Ia hanya sedikit tersenyum dan berkata, “Tidak keberatan khan jika kamu juga mengurut perutku, biar tubuhku lebih segar lagi. Ayolah Nis..” katanya sambil meraih kedua tanganku dan meletakkannya di atas pusarnya. Jantungku terasa hampir copot ketika ibu majikanku itu mengangkat BH-nya sehingga bukit kembarnya nampak jelas menantang di bawah kedua batang hidungku. Aku tak mampu bersuara dan mengatur nafas, bahkan aku sedikit malu menatapnya, tapi, “Jangan takut dan malu Nis. Ini adalah rezkimu, kesempatanmu dan kamu pasti menginginkannya” katanya ketika aku mulai agak menghindar. “Bba.. Bagaimana ini Bu’. Kek.. Kenapa bisa bbeggini?” tanyaku penuh ketakutan dan nafasku sulit lagi kuatur. Sebagai laki-laki normal yang hanya pernah mendengar dalam cerita, tentu aku tidak mampu menolak dan menyia-nyiakan kesempatan ini. Kenyataan inilah yang harus kualami, apalagi ini adalah perintah majikan.
Tanpa berpikir panjang lagi, aku segera menjatuhkan kedua tanganku di atas bukit kembar itu. Mula-mula hanya kusentuh, kuraba dan kuelus-elus saja, tapi lama kelamaan aku mencoba memberanikan diri untuk memegang dan menekan-nekannya. Ternyata nikmat juga rasanya menyentuh benda kenyal dan hangat, apalagi milik majikanku. Ibu majikanku kelihatan juga menikmatinya, terlihat dari nafasnya yang mulai pula tidak teratur. Desiran mulutnya mulai kedengaran seolah tak mampu menyembunyikannya di depanku. “Auhh.. Terus Nis, nikmat sayang. Tekan, ayo.. Teruuss.. Aakhh.. Isap Nis.. Jilat donk..” itulah erangan ibu majikanku sambil meraih kepalaku dan membawanya ke payudaranya yang kenyal, empuk dan tidak terlalu besar itu. Aku tentu saja tidak menolaknya, bahkan sangat berkeinginan menikmati pengalaman pertama dalam hidupku ini. Aku segera menjilat-jilat putingnya, mengisap dan kadang sedikit menggigit sambil tetap memegangnya dengan kedua tanganku. Aku tidak tahu kapan ia membuka celananya, tapi yang jelas ketika aku sedikit melepas putingnya dari mulutku dan mengangkat kepala, tiba-tiba kulihat seluruh tubuhnya telanjang bulat tanpa sehelai benangpun di badannya. “Ayo Nis, kamu tentu tahu apa yang harus kamu perbuat setelah aku bugil begini. Yah khan?” pintanya sambil meraih kedua tanganku dan membawanya ke selangkangannya. Lagi-lagi aku tentu mengikuti kemauannya. Aku mengelus-elus bulu-bulu yang tumbuh agak tipis di atas kedua bibir lubang kemaluannya yang sedikit mulai basah itu. Aku rasanya tak ingin memindahkan mulutku dari bukit kenyalnya itu, tapi karena ia menarik kepalaku turun ke selangkangannya di mana tanganku bermain-main itu, maka aku dengan senang hati menurutinya. “Cium donk. Jilat sayang. Kamu nggak jijik khan?” tanyanya. “Nggak Bu'” jawabku singkat, meskipun sebenarnya aku merasa sedikit jijik karena belum pernah melakukan hal seperti itu, tapi aku pernah dengar cerita dari temanku sewaktu di kampung bahwa orang Barat kesukaannya menjilat dan mengisap cairan kemaluan wanita, sehingga akupun ingin mencobanya.
Ternyata benar, kemaluan wanita itu harum dan semakin lama semakin merangsang. Entah perasaan itu juga bisa di temukan pada wanita lain atau hanya pada ibu majikanku karena ia merawat dan menyemprot farfum pada vaginanya. Pinggul ibu majikanku semakin lama kujilat, semakin cepat goyangannya, bahkan nafasnya semakin cepat keluarnya seolah ia dikejar hantu. Kali ini aku berinisiatif sendiri menguak dengan lebar kedua pahanya, lalu menatap sejenak bentuk kemaluannya yang mengkilap dan warnanya agak kecoklatan yang di tengahnya tertancap segumpal kecil daging. Indah dan mungil sekali. Aku coba memasukkan lidahku lebih dalam dan menggerak-gerakkannya ke kiri dan ke kanan, lalu ke atas dan ke bawah. Pinggul ibu majikanku itu semakin tinggi terangkat dan gerakannya semakin cepat. Aku tidak mampu lagi mengendalikan gejolak nafsuku. Ingin rasanya aku segera menancapkan penisku yang mulai basah ke lubangnya yang sejak tadi basah pula. Tapi ia belum memberi aba-aba sehingga aku terpaksa menahan sampai ada sinyal dari dia. “Berhenti sebentar Nis, akan kutunjukkan sesuatu” perintahnya sambil mendorong kepalaku. Lalu ia tiba-tiba bangkit dari tidurnya sambil berpegangan pada leher bajuku. Kami duduk berhadapan, lalu ia segera membuka kancing bajuku satu persatu hingga ia lepaskan dari tubuhku. Ibu majikanku itu segera merangkul punggungku dan menjilati seluruh tubuhku yang telanjang. Dari dahi, pipi, hidung, mulut, leher dan perutku sampi ke pusarku, ia menyerangnya dengan mulutnya secara bertubi-tubi sehingga membuatku merasa geli dan semakin terangsang. “Nis, aku sekalian buka semuanya yach,” pintanya sambil melepaskan sarung dan celana dalamku. Aku hanya mengangguk dan mebiarkannya menjamah seluruh tubuhku sesuai keinginannya.
Setelah aku bugil seperti dirinya, ia lalu meraih tongkatku yang sejak tadi berdiri dengan kerasnya di depannya, lalu dengan cepat memasukkan ke mulutnya. Sikap dan tindakan ibu majikanku itu membuat aku melupakan segalanya, baik masalah keluargaku, penderitaanku, tujuan utamaku maupun status dan hubunganku dengan majikannya. Yang terpikir hanyalah bagaimana menikmati seluruh tubuh ibu majikanku, termasuk menusuk lubang kemaluannya dengan tongkatku yang sangat tegang itu. “Bagaimana Nis,? Enak yach?” tanyanya ketika ia berhenti sejenak menjilat dan memompa tongkatku dengan mulutnya. Lagi-lagi aku hanya mampu mengangguk untuk mengiyakan pertanyaannya. Ia mengisap dan menggelomoh penisku dengan lahapnya bagaikan anjing makan tulang. “Aduhh.. Akhh.. Uuhh..” suara itulah yang mampu kukeluarkan dari mulutku sambil menjambak rambut kepalanya. “Ayo Nis, cepat masukkan inimu ke lubangku, aku sudah tak mampu menahan nafsuku lagi sayang,” pintanya sambil menghempaskan tubuhnya ke kasur dan tidur telentang sambil membuka lebar-lebar kedua pahanya untuk memudahkan penisku masuk ke kemaluannya. Aku tak berpikir apa-apa lagi dan tak mengambil tindakan lain kecuali segera mengangkangi pinggulnya, lalu secara perlahan menusukkan ujung kemaluanku ke lubang vaginya yang menganga lagi basah kuyup itu. Senti demi senti tanpa sedikitpun kesulitan, penisku menyerobot masuk hingga amblas seluruhnya ke lubang kenikmatan ibu majikanku itu. Mula-mula aku gocok, tarik dan dorong keluar masuk secara pelan, namun semakin lama semakin kupercepat gerakannya, sehingga menimbulkan suara aneh seiring dengan gerakan pinggul kami yang seolah bergerak/bergoyang seirama. Plag.. Pligg.. Plogg, decak.. decikk.. decukk. Bunyi itulah yang terdengar dari peraduan antara penisku dan lubang vagina ibu majikanku yang diiringi dengan nafas kami yang terputus-putus, tidak teratur dan seolah saling kejar di keheningan malam itu.
Aku yakin tak seorangpun mendengarnya karena semua orang di rumah itu pada tidur nyenyak, apalagi kamar tempat kami bergulat sedikit berjauhan dengan kamar lainnya, bahkan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00-12.00 malam. “Bu’, Bu’, aku ma, mau.. Kk” belum aku selesai berbisik di telinganya, ibu majikanku tiba-tiba tersentak sambil mendorongku, lalu berkata, “Tunggu dulu. Tahan sebentar sayang” katanya sambil memutar tubuhku sehingga aku terpaksa berada di bawahnya. Ternyata ia mau mengubah posisi dan mau mengangkangiku. Setelah ia masukkan kembali penisku ke lubangnya, ia lalu lompat-lompat di atasku sambil sesekali memutar gerakan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Akibatnya suara aneh itu kembali mewarnai gerakan kami malam itu. Decik.. Decakk.. Decukk. Setelah beberapa menit kemudian ibu majikanku berada di atasku seperti orang yang naik kuda, ia nampaknya kecapean sehingga seluruh badannya menindih badanku dengan menjulurkan lidahnya masuk ke mulutku. Aku kembali merasakan desakan cairan hangat dari batang kemaluanku seolah mau keluar. Aku merangkul punggung ibu majikanku dengan erat sekali. “Akk.. aakuu tak mampu menahan lagi Bu’. Aku keluarkan saja Bu’ yah” pintaku ketika cairan hangat itu terasa sudah diujung penisku dan tiba-tiba ibu majikanku kembali tersentak dan segera menjatuhkan badannya di sampingku sambil telentang, lalu meraih kemaluanku dan menggocoknya dengan keras serta mengarahkannya ke atas payudaranya. Cairan hangat yang sejak tadi mendesakku tiba-tiba muncrat ke atas dada dan payudara ibu majikanku. Iapun seolah sangat menikmatinya. Tarikan nafasnya terdengar panjang sekali dan ia seolah sangat lega.
Tindakan ibu majikanku tadi sungguh sangat terkontrol dan terencana. Ia mampu menguasai nafsunya. Maklum ia sangat berpengalaman dalam masalah sex. Terbukti ketika spermaku sudah sampai di ujung penisku, ia seolah tahu dan langsung dicabutnya kemudian ditumpahkan pada tubuhnya. Entah apa maksudnya, tapi kelihatannya ia cukup menikmati. “Nis, anggaplah ini hadiah penyambutan dariku. Aku yakin kamu belum pernah menerima hadiah seperti ini sebelumnya. Yah khan?” katanya seolah sangat puas dan bahagia ketika kami saling berdamping dalam posisi tidur telentang. Setelah berkata demikian, ia lalu memelukku dan mengisap-isap bibirku, lalu berkata, “Terima kasih yah Nis atas bantuanmu mau memijit tubuhku. Mulai malam ini, Kamu kujadikan suami keduaku, tapi tugasmu hanya menyenangkan aku ketika suamiku tidak ada di rumah. Mau khan?” katanya berbisik. “Yah, Bu’. Malah aku senang dan berterima kasih pada ibu atas budi baiknya mau menolongku. Terima kasih banyak juga Bu'” jawabku penuh bahagia, bahkan rasanya aku mulai sedikit terangsang dibuatnya, tapi aku malu mengatakannya pada ibu majikanku, kecuali jika ia memintanya.
Sejak saat itu, setiap majikan laki-lakiku bermalam di luar kota, aku dan ibu majikanku seperti layaknya suami istri, meskipun hanya berlaku antara jam 21.00 sampai 5.00 subuh saja. Sedang di luar waktu itu, kami seolah mempunyai hubungan antara majikan dan buruh di rumah itu. Aku sangat disayangi oleh seluruh anggota keluarga majikanku karena aku rajin dan patuh terhadap segala perintah majikan, sehingga selain aku diperlakukan layaknya anak atau keluarga dekat di rumah itu, juga aku dibiayai dalam mengikuti pendidikan pada salah satu perguruan tinggi swasta di kota Makassar, bahkan aku diberikan sebuah kendaraan roda dua untuk urusan sehari-hariku. Sayang aku dikeluarkan dari perguruan tinggi itu pada semester 3 disebabkan aku tidak lulus pada beberapa mata kuliah akibat kemalasanku belajar dan masuk kuliah. Karena aku sangat malu dan berat pada majikan laki-lakiku atas segala pengorbanan yang diberikan padaku selama ini, terpaksa aku meninggalkan rumah itu tanpa seizin mereka dan aku kembali ke kota Bone untuk melanjutkan pendidikanku pada salah satu perguruan tinggi yang ada di kotaku tersebut. Untung aku punya sedikit tabungan, karena selama kurang lebih 2 tahun tinggal bersama majikanku, aku rajin menabung setiap diberikan uang oleh majikanku. Selama 4 tahun mengikuti kuliah di kotaku ini, akhirnya aku lulus dengan predikat baik berkat ketekunan dan kerajinanku belajar.
Sejak aku selesaikan pendidikan tahun 1991 hingga tahun 1994, aku belum pernah kembali ke kampung asliku dan berkumpul bersama keluarga karena malu dan takut pada orangtua. Namun pada Sepetember 1995, pikiranku mulai terpengaruh kembali oleh wanita, bahkan beberapa kali aku ingin menikmati apa yang pernah kunikmati bersama dengan ibu majikanku dulu, tapi aku takut resiko dan dosa. Karena aku merasa sudah punya biaya dan matang untuk berumah tangga, akhirnya kuputuskan untuk kembali kampung membicarakan dengan orang tuaku. Orangtuaku sangat bangga dan bersyukur serta berterima kasih atas keberhasilanku memperoleh sarjana sekaligus merestui niatku untuk berumah tangga, bahkan menyerahkan penuh padaku untuk memilih pasangan sendiri. Tahun itupula aku kawin dengan pilihanku sendiri, biaya dan urusannya tidak kubebankan orangtuaku. Sejak tahun itu sampai tahun ini, hubunganku dengan istri berjalan harmonis, bahkan kami telah dikaruniai 2 orang putra dan seorang putri. Tapi gara-gara kehilangan pekerjaan, kami seringkali cekcok dan bentrok dengan istri. Akhirnya kuputuskan meninggalkan rumah dan pergi ke salah satu kota di Sulsel untuk mencari pekerjaan. Tiba-tiba aku ketemu dengan teman kuliah yang sudah menjadi pengusaha besar dan lagi-lagi pengusaha beras. Anehnya lagi, temanku itu tinggal bersama istri keduanya, sebab istri pertamanya tinggal di kota Bone. Tawaran temanku itu hampir sama dengan tawaran majikanku dulu yakni menjaga keluarganya dan membantu mengurus usahanya ketika ia ke luar kota. Pikiranku mulai aneh-aneh dan ingin kembali mengulang sejarah masa lalu, apalagi istri temanku itu belum dikarunia seorang anak dan ia cantik lagi ramah padaku.
Posted By :
HALOO, AYOO BERGABUNG BERSAMA DENGAN KAMI WWW.JPSPOKER.COM
tertarik bermain poker diJPSPOKER.com/
PROMO menarik akhir tahun
#bonus referal setiap ajak temen sebesar 10%
#potongan meja 3%
#gratis chip 10rb setiap harinya khusus new member
# Bonus Rollingan mingguan 0,5 % T.O Minimal 1jta
masih ragu untuk bermain di gudang poker
Jpspoker telah berdiri sejak tahun 2013
bergabunglah bersama kami dan kalahkan semua lawan yang ada di Jpspoker.com
TIDAK ADA BOT dan REAL pemain vs pemain.
Domino QQ - Memuaskan Nafsu Binal Sahabat Cantikku
Domino QQ - Memuaskan Nafsu Binal Sahabat Cantikku - Cerita dewasa ini menceritakan tentang hubungan sex dengan teman lamaku yang cantik dan mempunyai tubuh mulus dan seksi yang bernama Lidya. Aku dan Lidya sudah lama sekali tak bertemu. Setelah sama-sama lepas dari pasangan masing-masing, keinginan bertemu besar sekali. Mungkin karena banyaknya kecocokan kami dahulu, dari mulai curhat sampai ML yang boleh dibilang sudah sama-sama hapal kesukaan masing-masing. Pada suatu kesempatan, kami bertemu kembali di telepon, dan langsung janjian bertemu di kantornya hari sabtu siang, yang kebetulan juga ada pekerjaan yang harus diselesaikannya.
Meluncurlah aku kekantornya di sebuah building di jalan utama ibu kota. Karena hari itu hari sabtu, praktis sebagian besar kantor tutup. Demikian juga di lantai tempat kantor Lidya, hanya kantornya yang buka, itupun sudah tidak ada karyawan piket karena memang cuma setengah hari. Karenanya, Lidya sendiri yang membukakan pintu dan menyambutku dengan penuh semangat. Akupun demikian, walaupun sempat terpana sebelumnya melihat dirinya yang semakin cantik, sensual dan sexy, apalagi dengan penampilannya siang itu yang mengenakan blazer merah, rok mini ketat dan sepatu tinggi hingga menampakkan kejenjangan kakinya serta kemulusan kulitnya yang mulus, walaupun tubuhnya tetap tidak berubah, yaitu mungil dan ramping. “Aku selesai’in kerjaanku dulu ya., abis itu baru kita jalan..”, Kata Lidya sambil mengajakku ke mejanya setelah kita ngobrol-ngobrol di ruang tamu. Lidya lalu duduk di kursinya sambil menyelesaikan pekerjaan di komputernya. “Aku pijetin yah..,” Kataku sambil berdiri di belakang kursinya berbarengan dengan mampirnya kedua tanganku di pundaknya untuk memijat. “Hmm.., enaknya.., udah lama ya kamu nggak mijet aku.., aku kangen sama tanganmu..,” katanya lagi sambil menggeliat manja. “Kangen sama bibirku juga nggak?,” bisikku kemudian yang kubarengi dengan ciumanku di kupingnya. Lidya langsung menggeliat, apalagi waktu kraag blousenya agak kusingkap dan ciumanku menjalar ke leher dan tengkuknya yang mulus.Aroma tubuhnya yang alami kurasakan lagi setelah sekian lama tak berjumpa dengannya. “Ssshh.., kamu nggak berubah yah..,” Rintih Lidya kenikmatan sambil mematikan computernya. “Kaya’nya kita nggak perlu keluar dari sini deh.., sebentar ya, aku kunci dulu pintu depannya,” katanya lagi. Agak lama Lidya mengunci pintu depan, dan waktu balik ke ruang kerjanya, mataku terbelalak melihat Lidya hanya tinggal mengenakan blazer merahnya yang terkancing seadanya tanpa apa-apa lagi di dalamnya. Tanpa bicara, Lidya langsung menggandengku menuju ruang meeting kecil yang hanya berisi meja bulat dan beberapa kursi. “Aku kangen melihat tubuhmu,” katanya lagi. Sementara aku buka pakaianku semua, Lidya mendekatiku dan tiba-tiba melumat bibirku yang langsung kusambut dengan meneroboskan lidahku dan menari-nari di dalam mulutnya sambil kadang-kadang mengulum lidahnya.
Begitu aku bugil total, Lidya meyuruhku duduk di kursi meeting, sementara dia ambil posisi berdiri dihadapanku sambil pelan-pelan membuka kancing blazernya dengan gaya erotis. Setelah itu, disingkapnya masing-masing ke samping sehingga muncullah pemandangan yang amat indah. Buah dadanya yang ranum, bulat, dan padat dengan pentilnya yang merah muda itu nampak mencuat menantang, apalagi dengan tubuhnya yang makin basah oleh keringat sehingga kulitnya yang mulus makin berkilat. Belum lagi aku terkagum-kagum melihatnya, Lidya langsung duduk dipangkuanku dengan mengangkangkan pahanya bertumpu di pegangan tangan kursiku sehingga posisi buah dadanya tepat persis di mukaku. “Udah lama kamu nggak menyantap susuku, ayo dong isep”, Goda Lidya sambil meneruskan melepas blazernya dan menaruh kedua tangannya ke atas senderan kursiku dan menyodorkan dadanya hingga kepalaku terbenam di antara dua bukitnya yang kenyal itu.
Penisku mulai berdiri lagi dengan perlakuannya ini, apalagi aku bebas menghirup aroma tubunya yang bercampur antara parfum dan keringatnya itu. Muncul ideku untuk bermain-main dulu dengan menciumi lehernya yang jenjang dan terus ke belakang telinganya. Lidya menggeliat kegelian dan membuat hidung dan bibirku menjalar ke ketiaknya yang halus bersih itu, setelah sebelumnya menelusuri lengannya yang lembut. Disitu kuciumi sepuas-puasnya dan kujilat-jilat seputar ketiaknya yang merupakan salah satu kesukaannyaa juga. Kegeliannya membuat kepala Lidya menengadah kebelakang sehingga buah dadanya siap dilumat dengan mulutku yang makin liar.
Domino QQ - Memuaskan Nafsu Binal Sahabat Cantikku
Kujilati mulai dari bawah buah dadanya, terus kesamping dan berlama-lama di seputar putingnya yang makin mengeras. Lidya yang nggak sabar, mendorong putingnya ke mulutku yang langsung kusambut dengan jilatan panjang, gigitan kecil dan kemotan-kemotan halus di putingnya. Tubuhnya makin menggelinjang ketika tanganku juga beraksi mengusap-usap selangkangannya yang ternyata sudah basah dari tadi. Jariku mulai menyusup ke vaginanya dan kugosok-gosok klentitnya. Tidak Cuma itu, jari-jarikupun menerobos masuk ke vaginanya yang terbuka bebas dengan gerakan maju-mundur yang makin lama makin cepat, dan .. “Aaggh..sudah dong, sudaah”, Erang Lidya yang badannya mengejang sambil mendekap erat mukaku di buah dadanya sampai aku sulit bernafas, sementara jariku merasakan hangatnya cairan dari vaginanya. Rupanya Lidya baru saja mencapai klimaksnya dengan posisi kedua pahanya yang masih mengangkang dan masing-masing bertumpu pada sandaran tangan kursiku. Tubuhnya lalu kuangkat dari kursi dan kurebahkan di meja bulat di depanku dengan posisi kedua kakinya, dari batas lutut menjuntai ke bawah, agar Lidya bisa beristirahat sebentar mengembalikan tenaganya. Sementara beristirahat, aku yang duduk kembali di kursi mengangkat kedua kakinya, melepas sepatu tingginya, dan menaruh di pangkuanku sambil kupijat lembut dari ujung kaki hingga betisnya.
Kupandang sejenak kakinya yang bener-bener mulus bersih dengan jari-jari kakinya yang rapi dan tanpa kutek itu serta betisnya yang ramping berisi. Lidya menikmati sekali pijatanku, bahkan waktu kugantikan tugas tanganku dengan bibirku yang menelusuri seluruh permukaan kulit kakinya. “Aawh..sshh,..geli sayang,” Rintihnya lagi namun tetap pasrah menyerahkan kakinya untuk kuciumi dan kujilati dari mulai tumit, telapak kaki hingga jari-jari kakinya. Selain kumainkan lidahku, tak lupa kukemot satu persatu jari kakinya yang kutahu paling dia suka. Lidya menikmati sekali permainanku ini sampai posisi kedua kakinya jadi tak beraturan karena menahan geli dan nikmat. Walaupun kedua kakinya masih kuciumi, pahanya mulai terbuka sedikit, sehingga satu tanganku bisa bebas menjamah kemulusan paha dan selangkangannya.
Puas dengan kakinya, kulanjutkan ciumanku ke atas menelusuri betisnya yang indah, bagian dalam lutut, dan pahanya. Sempat kukecup-kecup lembut kedua paha dalamnya sambil tanganku terus menjelajah ke vaginanya. Lidya menggelinjang, tapi tanpa sadar malah memajukan duduknya ke pinggir meja dan kedua kakinya dikangkangkan ke masing-masing ujung meja, sehingga selangkangannya makin terbuka lebar membuatku makin bernafsu. Tanpa tunggu lagi, kupindahkan mulutku ke vaginanya yang nampak basah, dan kedua tanganku menjamah buah dadanya di atas.
Jilatan-jilatan dan isepan-isepanku di vagina inilah yang paling disukai Lidya. Dari menyusuri bibir vaginanya, kuarahkan kemudian lidahku ke clitorisnya dan kumainkan dengan ujung lidahku hingga Lidya mengerang hebat. Tak cuma itu, clitorisnya tak luput juga dari kuluman bibirku yang kubarengi dengan liukan lidahku yang makin liar. “Mas, kencengin lidahnya mas”, Pinta Lidya sambil tangannya tiba-tiba menekan kepalaku lebih dalam. Aku tahu maksud Lidya yang minta lidahku dikerasin seolah penis dan ditarik maju-mundur ke liang vaginanya.
Lidya meronta-ronta, apalagi ketika clitorisnya kujilat berulang-ulang lalu kujulurkan lebih dalam menembus liang vaginanya bersamaan dengan makin cepatnya gerakan maju-mundur pinngul Lidya, dan “aghh”..aagh!!” Tubuhnya melengkung dan mengejang. Kepalanya direbahkan kebelakang dan kedua pahanya dirapatkan sehingga menjepit kepalaku yang masih berada di selangkangannya sambil tangannya terus menekan kencang. Tanpa istirahat lagi, dengan cepat aku berdiri dari kursi lalu mengangkat kedua kakinya tinggi ke atas dan kutumpangkan masing-masing di pundakku, sehingga posisi penisku tepat berada di depan liang vaginanya yang persis berada di pinggir meja. “Ooowh ..,” teriak Lidya begitu penisku yang tegak keras bak meriam masuk lurus ke liang vaginanya. Langsung kugerakkan maju-mundur pinggulku yang membuat Lidya menjerit-jerit kecil karena menahan geli, setelah mencapai klimaks sebelumnya. Pinggulnya diputar-putarkan mengimbagi gerakan penisku yang makin lama makin cepat bergerak maju-mundur. Lidya makin pasrah waktu pergelangan kakinya kupegang dan kukangkangkan ke samping sambil terus menggenjot vaginanya. Baru sebentar Lidya tak tahan, dan lebih memilih melingkarkan kakinya ke pinggangku sambil terus menggoyang-goyang pinggulnya.
Kesempatan ini kupergunakan dengan merapatkan badanku ke tubuhnya yang indah itu, dan dengan tak henti menggenjot vaginanya, bibir dan tanganku ikut bekerja. Tanganku meremas gundukan buah dadanya yang ranum, dan bibirku merajalela di wajah dan lehernya. Penisku menghujam makin cepat ke liang vaginanya. Kedua tanganku kemudian menahan kedua tangannya dan bibirku kuturunkan ke putingnya untuk kujilat dan kukemot habis-habisn.., sehingga ” Aaagghh..!!,” Teriak Lidya dan aku hampir bersamaan. Kedua tubuh bugil kami sama-sama menegang. Kedua kakinya kencang sekali menghimpit pinggangku, dan tangannya beralih menekan kepalaku ke buah dadanya. Kami sama-sama terdiam beberapa saat menikmati ledakan yang luar biasa. Keringat mengucur deras membasahi meja meeting itu walaupun AC terasa dingin. Kulepaskan tubuhku kemudian sambil memandangi tubuh Lidya yang indah mulus itu terlentang di atas meja. Tampangnya yang sensual itu masih tersenyum kepuasan, dan membuatku gemas. Lalu aku mulai lagi menjelajahi seluruh lekuk liku tubuhnya dengan jilatan-jilatan nakal, Lidya cuma bisa menggelinjang pasrah dan dengan manja berkata lagi, ” Coba deh kamu tiap hari ke kantorku.”
Posted By :
HALOO, AYOO BERGABUNG BERSAMA DENGAN KAMI WWW.JPSPOKER.COM
tertarik bermain poker diJPSPOKER.com/
PROMO menarik akhir tahun
#bonus referal setiap ajak temen sebesar 10%
#potongan meja 3%
#gratis chip 10rb setiap harinya khusus new member
# Bonus Rollingan mingguan 0,5 % T.O Minimal 1jta
masih ragu untuk bermain di gudang poker
Jpspoker telah berdiri sejak tahun 2013
bergabunglah bersama kami dan kalahkan semua lawan yang ada di Jpspoker.com
TIDAK ADA BOT dan REAL pemain vs pemain.
Poker Online - Ngentot Memek Mama dan Adik Cantikku
Poker Online - Ngentot Memek Mama dan Adik Cantikku - Sudah sejak berumur 7 atau 8 tahun aku mempunyai keingintahuan dan hasrat yang kuat akan seks. Secara sembunyi-sembunyi aku sering membaca majalah dewasa milik orang tuaku. Biasanya hal itu kulakukan saat sebelum berangkat sekolah dan orang tuaku tidak di rumah. Saat membaca majalah tersebut aku juga beronani untuk memuaskan hasratku. Pada saat usiaku 10 tahun, hasratku akan pemuasan seks semakin besar, maklum saat itu adalah masa puber. Frekuensiku melakukan onani juga semakin sering, dalam sehari bisa sampai 4 kali. Dan setiap hari minimal 1 kali pasti aku lakukan. Pada suatu sore ketika aku duduk di kelas 6 SD, saat itu tidak ada seorang pun di rumah. Papa sedang bertugas keluar kota, sedangkan Mama dan adikku sedang mengikuti suatu kegiatan sejak pagi. Aku gunakan kesempatan tersebut untuk menonton blue film milik orang tuaku.Sejak pagi sudah 3 film aku putar dan sudah 4 kali aku melakukan onani. Namun hasratku masih juga begitu besar. Ada adegan yang sangat aku sukai dan aku sering berkhayal bahwa aku menjadi pemeran pria dalam film itu. Adegan itu adalah saat seorang pria sedang berbaring sementara wanita pertama duduk di atas penis sang pria sambil menggoyangkan pinggulnya dan wanita kedua duduk tepat di atas mukanya sementara sang pria dengan lahapnya menjilati vagina wanita kedua tersebut. Aku segera menurunkan celanaku bersiap melakukan onani sambil menyaksikan adegan favoritku.
Di tengah-tengah kegiatanku dan film sedang hot-hotnya , tiba-tiba terdengar suara pintu pagar dibuka. Saat itu menunjukkan pukul 20.00, ternyata Mama dan adikku sudah pulang. Segera aku kenakan celanaku kembali dan mengeluarkan video dari playernya kemudian meletakkannya kembali di tempatnya. Lalu baru aku membukakan pintu untuk mereka. “Eh Wan, tolong bantu masukkan barang-barang dong”, Mama memintaku membantunya membawa barang-barang . “Iya Ma. Shin, di sana ngapain aja? Koq sepertinya capek banget sih?”, aku menyapa adikku Shinta. “Wah, banyak. Pagi setelah aerobik terus jalan lintas alam. Sampai di atas udah siang. Terus sorenya baru turun. Pokoknya capek deh.”, Shinta menjelaskannya dengan bersemangat. Setelah itu mereka mandi dan makan malam. Sementara aku duduk di ruang keluarga sambil menonton acara TV. Setelah mereka selesai makan malam, adikku langsung menuju ke kamarnya di atas. Mama ikut bergabung denganku menonton TV. “Wan, ada acara bagus apa aja?”, Mama bertanya padaku. “Cuma ini yang mendingan, yang lainnya jelek”, aku memberi tahu bahwa hanya acara yang sedang kutonton yang cukup bagus. Saat itu acaranya adalah film action. Setelah itu ada pembicaraan kecil antara aku dan Mama. Karena lelah, Mama menonton sambil tiduran di atas karpet. Tidak lama sesudah itu Mama rupanya terlelap. Aku tetap menonton.
Poker Online - Ngentot Memek Mama dan Adik Cantikku
Pada suatu saat, dalam film tersebut ada jalan cerita dimana teman wanita sang jagoan tertangkap dan diperkosa oleh boss penjahat. Spontan saja penisku mengembang. Aku tetap meneruskan menonton. Ketika film sedang seru-serunya, tanpa sengaja aku menatap Mama yang sedang tertidur dengan posisi telentang dan kaki yang terbentang. Baju tidurnya (daster) tersingkap, sehingga sedikit celana dalamnya terlihat. Tubuhku langsung bergetar karena nafsuku yang tiba-tiba meledak. Tidak pernah terpikir olehku melakukan persetubuhan dengan Mamaku sendiri. Tapi pemandangan ini sungguh menggiurkan. Pada usia 29 tahun, Mama masih terlihat sangat menarik. Dengan kulit kuning, tinggi badan 161 cm, berat badan 60 kg, buah dada 36B ditambah bentuk pinggulnya yang aduhai, ternyata selama ini aku tidak menyadari bahwa sebenarnya Mama sangat menggairahkan. Selama ini aku benar-benar tidak pernah punya pikiran aneh terhadap Mama. Sekarang sepertinya baru aku tersadar. Nafsu mendorongku untuk menjamah Mama, namun sejenak aku ragu. Bagaimana kalau sampai Mama terbangun. Namun dorongan nafsu memaksaku. Akhirnya aku memberanikan diri setelah sebelumnya aku mengecilkan volume TV agar tidak membangunkan Mama.
Aku bergerak mendekati Mama dan mengambil posisi dari arah kaki kanannya. Untuk memastikan agar Mama tidak sampai terbangun, kugerak-gerakkan tangan Mama dan ternyata memang tidak ada reaksi. Rupanya karena lelah seharian, ia jadi tertidur dengan sangat lelap. Dasternya yang tersingkap, kucoba singkap lebih tinggi lagi sampai perut dan tidak ada kesulitan. Tapi itu belum cukup, aku singkap dasternya lebih tinggi lagi dengan terlebih dahulu aku pindahkan posisi kedua tangannya ke atas. Sekarang kedua buah dadanya dapat terlihat dengan jelas, karena ternyata Mama tidak mengenakan bra. Langsung aku sentuh buah dada kanannya dengan telapak tangan terbuka dan dengan perlahan aku remas. Setelah puas meremasnya, aku hisap bagian putingnya lalu seluruh bagian buah dadanya. Tiba-tiba Mama mendesah. Aku kaget dan merasa takut kalau- kalau sampai Mama terbangun. Tetapi setelah kutunggu beberapa saat tidak ada reaksi lain darinya. Untuk memastikannya lagi aku meremas buah dada Mama lebih keras dan tetap tidak ada reaksi. Walau masih penasaran dengan bagian dadanya, namun aku takut jika tidak punya cukup waktu.
Sekarang sasaran aku arahkan ke vaginanya. Mama mengenakan CD tipis berwarna kuning sehingga masih terlihat bulu kemaluannya. Aku raba dan aku ciumi vagina Mama, tapi aku tidak puas karena masih terhalang CD-nya . Jadi kuputuskan untuk menurunkan CD-nya sampai seluruh vaginanya terlihat. Namun hal itu tidak dapat kulakukan karena posisi kakinya yang terbentang menyulitkanku untuk menurunkannya. Jadi terpaksa aku rapatkan kakinya sehingga aku bisa menurunkan CD-nya sampai lutut. Tapi akibatnya aku jadi tidak bisa mengeksplorasi vagina Mama dengan leluasa karena kakinya kini merapat. Apakah aku harus melepas semuanya? Tentu akan lebih leluasa, tapi jika Mama sampai terbangun akan berbahaya karena aku tidak akan bisa dengan cepat memakaikannya kembali. Berhubung nafsuku sudah memburu, maka aku putuskan untuk melepaskannya semua. Lalu aku rentangkan kakinya. Sekarang vagina Mama dapat terlihat dengan jelas. Tidak tahan lagi, langsung aku cium dan jilati vaginanya. Lebih jauh lagi, dengan kedua tangan kubuka bibir- bibir vaginanya dan aku jilati bagian dalamnya. Aku benar-benar semakin bernafsu, ingin rasanya aku telan vagina Mama. Tidak lama setelah aku jilati, vaginanya menjadi basah.
Setelah puas mencium dan menjilati bagian vaginanya, penisku sudah tidak tahan untuk dimasukkan ke dalam vagina Mama. Aku kemudian berdiri untuk melepas celanaku. Lalu aku duduk lagi di antara kedua kaki Mama dan aku bentangkan kakinya lebih lebar. Dengan mengambil posisi duduk dan kedua kakiku dibentangkan untuk menahan kedua kaki Mama, aku arahkan penisku ke lubang vaginanya. Tangan kananku membantu membuka lubang vagina Mama sementara aku dorong penisku perlahan. Aku rasakan penisku memasuki daerah yang basah, hangat dan menjepit. Tubuhku gemetar hebat karena nafsu yang mendesak. Setelah beberapa saat akhirnya seluruh penisku sudah berhasil masuk ke dalam vagina Mama dengan tidak terlalu sulit, mungkin karena Mama sudah melahirkan dua orang anak. Mulailah kugoyangkan pinggulku maju mundur secara perlahan. Kurasakan kenikmatan dan sensasi yang luar biasa. Aku memutuskan untuk memuaskan nafsuku, apa pun yang terjadi. Semakin lama gerakanku semakin cepat. Dengan semakin bernafsu, aku peluk tubuh Mama dan mengulum dadanya, sementara penisku terus bergerak cepat menggosok vagina Mama. Aku sudah tidak peduli lagi apakah Mama akan terbangun atau tidak, biar pun terbangun aku akan terus menggoyangnya sampai aku puas. Sungguh nikmat. Bahkan lebih nikmat daripada fantasiku selama ini. Setelah aku berjuang keras selama 6 menit, akhirnya aku sudah tidak tahan lagi hingga aku benamkan penisku dalam- dalam ke vagina Mama. Aku rasakan spermaku mengalir bersamaan dengan sensasi yang luar biasa. Seakan melayang sampai- sampai terasa sakit kepala. Aku biarkan penisku beberapa saat di dalam tubuh Mamaku.Setelah cukup rileks, aku cabut penisku. Aku puas. Aku tidak menyesal. Aku kenakan kembali celanaku. Sebelum aku kenakan kembali CD-Mama, aku puaskan diri dengan meremas-remas vagina Mama. Setelah itu aku rapikan kembali daster Mama. Aku matikan TV dan naik menuju kamarku di atas. Aku langsung rebahan di atas kasurku. Walau aku merasa lelah tapi aku tidak bisa tidur membayangkan pengalaman ternikmat yang baru saja aku rasakan. Pengalaman seorang anak SD yang baru saja melakukan hubungan seks dengan Mamanya sendiri. Membayangkan hal tersebut saja membuat nafsuku bangkit kembali. Aku berpikir untuk kembali melakukannya dengan Mama. Aku berjalan keluar kamar menuju ruang keluarga. Namun di depan kamar Shinta adikku, entah apa yang mengubah pikiranku. Aku berpikir, kalau Mama saja tidur sedemikian lelapnya maka tentu Shinta juga demikian. Apalagi selama ini Shinta kalau sudah tidur sulit sekali untuk dibangunkan. Perlahan aku buka kamarnya dan aku lihat Shinta tertidur dengan menggunakan selimut. Aku masuk ke kamarnya dan aku tutup lagi pintunya. Seperti yang sudah aku lakukan dengan Mama, aku juga sudah bertekad akan menyetubuhi Shinta adikku sendiri. Walaupun ia bangun aku juga tidak akan peduli. Lalu aku singkap selimutnya dan aku lepaskan dasternya serta tidak CD- nya. Sekarang Shinta sudah benar- benar bugil. Karena Shinta belum memiliki buah dada, sasaranku langsung ke vaginanya. Vaginanya sungguh mulus karena belum ditumbuhi rambut. Aku rentangkan kakinya lalu aku cium dan jilati vaginanya. Sekali-kali aku gigit perlahan. Lalu aku buka lebar-lebar bibir vaginanya dengan jariku dan kujilati bagian dalamnya.
Setelah puas menciumi vaginanya, aku bersiap untuk menghunjamkan penisku ke dalam vagina Shinta yang masih mulus. Aku rentangkan kakinya dan aku tempatkan melingkar di pinggangku. Aku ingin mengambil posisi yang memungkinkanku dapat menyetubuhi Shinta dengan leluasa. Lalu kuarahkan penisku ke lubang vaginanya sementara kedua tanganku membantu membuka bibir vaginanya. Aku dorong perlahan namun ternyata tidak semudah aku melakukannya dengan Mama. Vagina Shinta begitu sempit, karena ia masih kecil (saat itu ia baru berusia 9 tahun) dan tentu saja masih perawan. Tapi itu bukan halangan bagiku. Aku terus mendorong penisku dan bagian kepala penisku akhirnya berhasil masuk. Namun untuk lebih jauh sangat sulit. Nafsuku sudah memuncak tapi masih belum bisa masuk juga hingga membuatku kesal. Karena aku sudah bertekad, maka aku paksakan untuk mendorongnya hingga aku berhasil. Namun tiba-tiba saja Shinta merintih. Aku diam sejenak dan ternyata Shinta tidak bereaksi lebih jauh. Walaupun aku tidak peduli apakah Shinta akan tahu atau tidak, tetap saja akan lebih baik kalau Shinta tidak mengetahuinya. Kemudian aku mulai menggoyang pinggulku, tetapi gerakanku tidak bisa selancar saat melakukannya dengan Mama, karena vagina Mama basah dan tidak terlalu sempit, sedangkan milik Shinta kering dan sempit. Aku terus menggesekan penisku di dalam tubuh Shinta semakin lama semakin cepat sambil memeluk tubuhnya. Ada perbedaan kenikmatan tersendiri antara vagina Mama dan Shinta. Karena vagina Shinta lebih sempit maka hanya dalam waktu 3 menit aku sudah mencapai orgasme. Kubiarkan spermaku mengalir di dalam vagina Shinta. Aku tidak perlu khawatir karena aku tahu Shinta belum bisa hamil. Aku tekan penisku dalam-dalam dan aku peluk Shinta dengan erat.
Setelah puas aku kenakan lagi pakaian Shinta baru aku kenakan pakaianku sendiri. Aku berjingkat kembali ke kamarku dan tertidur sampai keesokan paginya. Pada pagi harinya aku agak khawatir jika ketahuan. Tapi sampai aku berangkat sekolah tidak ada yang mencurigakan dari sikap Mama maupun Shinta. Sejak saat itu aku selalu terbayang kenikmatan yang aku alami pada malam itu. Aku ingin mengulanginya. Dengan Mama kemungkinannya bisa dilakukan jika Papa tidak di rumah. Jadi akan lebih besar kesempatannya jika melakukannya dengan Shinta saja. Walaupun pada saat melakukannya, aku tidak peduli jika diketahui tetapi tetap akan lebih aman jika mereka tidak mengetahuinya. Maka hampir setiap malam, aku selalu bergerilya ke kamar Shinta. Namun aku hanya berhasil sampai tahap melucuti pakaiannya. Setiap kali penisku mulai masuk, Shinta selalu terbangun. Empat bulan sejak pengalaman pertama, aku belum pernah lagi melakukan sex. Pada bulan kelima, aku masuk SMP dan pada pelajaran biologi aku mengenal suatu bahan kimia praktikum yang digunakan untuk membius. Saat itu aku langsung berpikir bahwa aku bisa menggunakannya bersetubuh dengan Shinta lagi. Setelah pelajaran biologi, aku mengambil sebotol obat bius untuk dibawa ke rumah. Pada malam hari setelah semuanya tertidur, aku masuk ke kamar Shinta. Sebuah sapu tangan yang telah dilumuri obat bius aku tempatkan di hidung Shinta.
Setelah beberapa saat, aku angkat sapu tangan tersebut dan mulai melucuti pakaian Shinta. Dan setelah aku melucuti seluruh pakaianku, aku naik ke ranjang Shinta dan duduk di antara kedua kakinya. Aku mengambil posisi favoritku dengan menempatkan kedua kakinya melingkari pinggangku. Aku masukkan penisku ke vaginanya dengan perlahan sampai keseluruhan penisku masuk. Goyangan pinggulku mulai menggoyang tubuh Shinta. Aku memeluk tubuhnya dengan erat dan penisku bergerak keluar masuk dengan cepat. Karena aku yakin Shinta tidak akan terbangun maka aku bisa mengubah posisi sesukaku. Seperti sebelumnya, saat pada puncaknya aku biarkan spermaku tertumpah di dalam vaginanya. Sejak saat itu hampir setiap hari aku menyetubuhi adikku, Shinta. Sesekali jika Papa sedang di luar kota, aku juga menyetubuhi Mama. Alangkah beruntungnya aku. Dengan ilmu pengetahuan, suatu hambatan ternyata dapat diselesaikan dengan mudah.
Posted By :
HALOO, AYOO BERGABUNG BERSAMA DENGAN KAMI WWW.JPSPOKER.COM
tertarik bermain poker diJPSPOKER.com/
PROMO menarik akhir tahun
#bonus referal setiap ajak temen sebesar 10%
#potongan meja 3%
#gratis chip 10rb setiap harinya khusus new member
# Bonus Rollingan mingguan 0,5 % T.O Minimal 1jta
masih ragu untuk bermain di gudang poker
Jpspoker telah berdiri sejak tahun 2013
bergabunglah bersama kami dan kalahkan semua lawan yang ada di Jpspoker.com
TIDAK ADA BOT dan REAL pemain vs pemain.
Poker Online - Mama Tiriku Sebagai Pemuas Nafsuku
Poker Online - Mama Tiriku Sebagai Pemuas Nafsuku - Sekarang aku akan berbagi sebuah pengalaman yaitu cerita tentang hubunganku dengan mama tiriku yang cantik dan aduhai yang selama ini aku banggakan. Saat usia 10 tahun, Papa dan Mama bercerai karena alasan tidak cocok. Aku sebagai anak-anak sih nerima aja tanpa bisa protes. Saat aku berusia 15 tahun, Papa kawin lagi. Papa yang saat itu berusia 37 tahun kawin dengan Tante Nuna yang berusia 35 tahun. Tante Nuna orangnya cantik, setidaknya pikiranku sebagai lelaki disuia ke 15 tahun yang sudah mulai merasakan getaran terhadap wanita. Tubuhnya tinggi, putih, pantatnya berisi dan buah dadanya padat.
Saat menikah dengan Papa, Tante Nuna juga seorang janda tapi nggak punya anak. Sejak kawin, Papa jadi semangat hidup berimbas ke kerjanya yang gila- gilaan. Sebagai pengusaha, Papa sering keluar kota. Tinggallah aku dan ibu tiriku dirumah. Lama-lama aku jadi deket dengan Tante Nuna yang sejak bersama Papa aku panggil Mama Nuna. Aku jadi akrab dengan Mama Nuna karena kemana-mana Mama minta tolong aku temenin. Dirumahpun kalo Papa nggak ada aku yang nemenin nonton TV atau nonton film VCD. Aku senang sekali dimanja sama Mama baruku ini.
Setahun sudah Papa kawin dengan Mama Nuna tapi belom ada tanda – tanda kalo aku bakalan punya adik baru. Bahkan Papa semakin getol cari duit dan sering banget keluar kota. Aku dan Mama Nuna semakin akrab aja. Sampai-sampai kami seperti tidak ada batasan sebagai anak tiri dan ibu tiri. Kami mulai sering tidur disatu tempat tidur bersama. Mama Nuna mulai nggak risih untuk mengganti pakaian didepanku walaupun tidak bener-bener telanjang. Tapi terkadang aku suka menangkap basah Mama Nuna lagi berpolos ria mematut didepan kaca sehabis mandi. Beberapa kali kejadian aku jadi apal kalo setiap habis mandi Mama pasti masuk kamarnya dengan hanya melilitkan handuk dan sesampai dikamar handuk pasti ditanggalkan. Beberapa kali kejadian aku membuka kamar Mama yang nggak dikunci aku kepergok Mama Nuna masih dalam keadaan tanpa sehelai benang sedang bengong didepan cermin. Lama-lama aku sengajain aja setiap selesai Mama mandi beberapa menit kemudian aku pasti pura-pura nggak sengaja buka pintu dan pemandangan indah terhampar dimata mudaku.
Sampai suatu ketika, mungkin karena terdorong nafsu laki-laki yang mulai menggeliat diusia 16 tahun, aku menjadi bernafsu besar ketika melihat Mama sedang tiduran dikasur tanpa pakaian. Matanya terpejam sementara tangannya menggerayang tubuhnya sendiri sambil sedikit merintih. Aku terpana didepan pintu yang sedikit terbuka dan menikmati pemandangan itu. Lama aku menikmati pemandangan itu. Kemaluanku berdiri tegak dibalik celana pendekku. Ah, inikah pertanda kalo anak laki-laki sedang birahi? Batinku. Aku terlena dengan pemandangan Mama Nuna yang semakin hot menggeliat- geliat dan melolong. Tanpa sadar tanganku memegang dan memijit-mijit si otong kecil yang sedari tadi tegang. Tiba-tiba aku seperti pengen pipis dan ahh koq pipisnya enak ya. Akupun bergegas kekamar mandi seiring Mama Nuna yang lemas tertidur. Kejadian seperti jadi pemandanganku setiap hari. Lama -lama aku jadi bertanya-tanya . Mungkinkah ini disengaja sama Mama? Dari keseringan melihat pemandangan ini rupanya terekam diotakku kalau wanita cantik itu adalah wanita yang lebih dewasa. Wanita berumur yang cantik dimataku terlihat sangat sexi dan sangat menggairahkan.
Poker Online - Mama Tiriku Sebagai Pemuas Nafsuku
Suatu siang sepulang aku dari sekolah aku langsung ke kamarku. Seperti biasa aku melongok ke kamar Mama. Kulihat Mama Nuna dalam keadaan telanjang bulat sedang tertidur pulas. Kuberanikan untuk mendekat Mumpum perempuan cantik ini lagi tidur, batinku. Kalau selama ini aku hanya berani melihat Mama dari balik pintu kali ini tubuh cantik tanpa busana bener-bener berada didepanku. Kupelototi semua lekuk liku tubuh Mama. Ahh, si otong bereaksi keras, menyentak-nyentak ganas. Tanpa kusadari, mungkin terdorong nafsu yang nggak bisa dibendung, kuberanikan tanganku mengusap paha Mama Nuna, pelan, pelan. Mama diam aja, aku semakin berani. Kini kedua tanganku semakin nekad menggerayang tubuh cantik Mama tiriku. Kuremas-remas buah dada ranum dan dengan naluri plus pengetahuan dari film BF aku bertindak lebih lanjut dengan mengisap putting susu Mama. Mama masih diam, aku makin berani. Terispirasi film blue yang kutonton bersama temen-temen, aku tanggalkan seluruh pakaianku dan si otong dengan marahnya menunjuk- nujuk. Aku tiduran disamping Mama sambil memeluk erat. Aku sedikit sadar dan ketakutan ketika Mama tiba-tiba bergerak dan membuka mata. Mama Nuna menatapku tajam. “Ngapain Ndy? Koq kamu telanjang juga?” tanya Mama. “Maaf ma, Andy khilaf, abis nafsu liat Mama telanjang gitu” jawabku takut- takut. “Kamu mulai nakal ya” kata Mama sambil tangannya memelukku erat. “Ya udah Mama juga pengen peluk kamu, udah lama Mama nggak dipeluk papamu. Mama tadi kegerahan makanya Mama telanjang, e nggak taunya kamu masuk” jelas Mama.
Tidak kusangka-sangka tiba-tiba Mama mencium bibirku. Dia mengisap ujung lidahku, lama dan dalam, semakin dalam. Aku bereaksi. Naluri laki-laki muda terpacu. Aku mebalas ciuman Mama tiriku yang cantik. Semuanya berjalan begitu saja tanpa direncanakan. Lidah Mama kemuidan berpindah menelusuri tubuhku. “Kamu sudah dewasa ya Ndy, gak apa-apa kan kamu Mama perlakukan seperti papamu” gumam Mama disela telusuran lidahnya. “Punya kamu juga sudah besar, belom sebesar punya papamu tapi lebih keras dan tegang”, cerocos Mama lagi. Aku hanya diam menahan geli dan nikmat. Mama lebih banyak aktif menuntun (atau mengajariku). Si otong kemudian dijilatin Mama . Ini membuat aku nggak tahan karena kegelian. Lalu, punyaku dikulum Mama. Oh indah sekali rasanya. Lama aku dikerjain Mama cantik ini seperti ini.
Mama kemudian tidur telentang, mengangkangkan kaki dan menarik tubuhku agar tiduran diatas tubuh indahnya. Mama kemudian memegang punyaku, mengocoknya sebentar dan mengarahkan keselangkangan Mama. Aku hanya diam saja. Terasa punyaku sepertinya masuk ke vagina Mama tapi aku tetep diam aja sampai kemudian Mama menarik pantatku dan menekan. Berasa banget punyaku masuk ke dalam punya Mama. Pergesekan itu membuat merinding. Secara naluri aku kemudian melakukan gerakan maju mundur biar terjadi lagi gesekan. Mama juga mengoyangkan pinggulnya. Mama yang kulihat sangat menikmati bahkan mengangkat tinggi- tinggi pinggulnya sehingga aku seperti sedang naik kuda diatas pinggul Mama. Tiba-tiba Mama berteriak kencang sambil memelukku erat-erat, “Andyy, Mama enak Ndy” teriak Mama. “Ma, Andy juga enak nih mau muncrat” dan aku ngerasain sensasi yang lebih gila dari sekedar menonton Mama kemarin-kemarin. Aku lemes banget, dan tersandar layu ditubuh mulus Mama tiriku. Aku nggak tau berapa lama, rupanya aku tertidur, Mama juga. Aku tersadar ketika Mama mengecup bibirku dan menggeser tubuhku dari atas tubuhnya. Mama kemudian keluar kamar dengan melilitkan handuk, mungkin mau mandi. Akupun menyusul Mama dalam keadaan telanjang. Kuraba punyaku, lengket sekali, aku pengen mencucinya. Aku melihat Mama lagi mandi, pintu kamar mandi terbuka lebar. Uhh, tubuh Mama tiriku itu memang indah sekali. Nggak terasa punyaku bergerak bangkit lagi.
Dengan posisi punyaku menunjuk aku berjalan ke kamar mandi menghampiri Mama. “Ma, mau lagi dong kayak tadi, enak” kini aku yang meminta. Mama memnandangku dan tersenyum manis, manis sekali. Kamuipun melanjutkan kejadian seperti dikamar. Kali ini Mama berjongkok di kloset lalu punyaku yang sedari tadi mengacung aku masukkan ke vagina Mama yang memerah. Kudorong keluar masuk seperti tadi. Mama membantu dengan menarik pantatku dalam-dalam. Nggak berapa lama Mama mengajak berdiri dan dalam posisi berdiri kami saling memeluk dan punyaku menancap erat di vagina Mama. Aku menikmati ini, karena punyaku seperti dijepit. Mama menciumku erat. Baru kusadari kalau badanku ternyata sama tinggi dengan mamaku. Dlama posisi berdiri aku kemudian merasakan kenikmatan ketika cairan kental kembali muncrat dari punyaku sementara Mama mengerang dan mengejang sambil memelukku erat. Kami sama–sama lunglai.
Setelah kejadian hari itu, kami selalu melakukan persetubuhan dengan Mama tiriku. Hampir setiap hari sepluang sekolah, bahkan sebelum berangkat sekolah. Lebih gila lagi kadang kami melakukan walaupun Papa ada dirumah. Sudah tentu dengan curi-curi kesempatan kalo Papa lagi tidur. Kehadiran Papa dirumah seperti siksaan buatku karena aku nggak bisa melampiaskan nafsu terhadap Mama. Aku sangat menikmati. Aku senang kalo Papa keluar kota untuk waktu lama, Mama juga seneng. Mama terus melatih aku dalam beradegan sex. Banyak pelajaran yang dikasi Mama, mulai dari cara menjilat vagina yang bener, cara mengisap buah dada, cara mengenjot yang baik. Pokoknya aku diajarkan bagaimana memperlakukan wanita dengan enak. Aku sadar kalo aku menjadi hebat karena Mama tiriku. Sekitar setahun lebih aku menjadi pemuas Mama tiriku menggantikan posisi ayah. Aku bahkan jatuh cinta dengan Mama tiriku ini. Nggak sedetikpun aku mau berpisah dengan mamaku, kecuali sekolah. Dikelaspun aku selalu memikirkan Mama dirumah, pengen cepet pulang. Aku jadi nggak pernah bergaul lagi sama temen-temen.
Sebagai cowok yang ganteng, banyak temen cewek yang suka mengajak aku jalan tapi aku nggak tertarik. Aku selalu teringat Mama. Justru aku akan tertarik kalo melihat bu guru Ratna yang umurnya setua Mama tiriku atau aku tertarik melihat bu Henny tetanggaku dan temen Mama. Tapi percintaan dengan Mama hanya bertahan setahun lebih karena kejadian tragis menimpa Mama. Mama meninggal dalam kecelakaan. Ketika itu seorang diri Mama tiriku mengajak aku nemenin tapi aku nggak bisa karena aku ada les. Mama akhirnya pergi sendiri ke mal. Dijalan mobil Mama tabrakan hebat dan Mama meminggal ditempat. Aku merasa sangat berdosa nggak bisa nemenin Mama tiriku tercinta. Aku shock . Aku ditenangkan Papa. “Papa tau kamu deket sekali dengan Mama Nuna, tapi nggak usah sedih ya Ndy, Papa juga sedih tapi mau bilang apa” kata papaku. Selama ini papaku tau kalo aku sangat deket dengan Mama. Papa senang karena Papa mengira aku senang dengan Mama Nuna dan menganggapnya sebagai Mama kandung. Padahal kalau Papa tau apa yang terjadi selama ini. Aku merasa berdosa terhadap Papa yang dibohongi selama ini. Tapi semua apa yang diberikan Mama Nuna, kasih sayang, cinta dan pelajaran sex sangat membekas dipikiranku. Sampai saat ini, aku terobsesi dengan apa semua yang dimiliki Mama Nuna dulu. Aku mendambakan wanita seumur Mama, secantik Mama, sebaik Mama dan hebat di ranjang seperti Mama tiriku itu. Kusadari sekarang kalo aku sangat senang bercinta dengan wanita STW semuanya berawal dari sana.
Posted By :
HALOO, AYOO BERGABUNG BERSAMA DENGAN KAMI WWW.JPSPOKER.COM
tertarik bermain poker diJPSPOKER.com/
PROMO menarik akhir tahun
#bonus referal setiap ajak temen sebesar 10%
#potongan meja 3%
#gratis chip 10rb setiap harinya khusus new member
# Bonus Rollingan mingguan 0,5 % T.O Minimal 1jta
masih ragu untuk bermain di gudang poker
Jpspoker telah berdiri sejak tahun 2013
bergabunglah bersama kami dan kalahkan semua lawan yang ada di Jpspoker.com
TIDAK ADA BOT dan REAL pemain vs pemain.
Domino QQ - Melayani Nafsu Birahi Tante Binal
Domino QQ - Melayani Nafsu Birahi Tante Binal - Namaku Bayu, umurku 16th, aku masih sekolah kelas satu di salah satu SMU di Jakarta. Ibuku adalah dua bersaudara dengan tanteku yang bernama Popi, umur tanteku 23th, tidak terlalu jauh diatasku. Tante Popi sangat baik dan perhatian padaku, terutama dengan sekolahku jangan sampai aku gagal mencapai cita-citaku . Dia sering memberiku uang jajan dan membelikan baju yang bagus untuku. Maklumlah dia bekerja di tempat yang lumayan basah katanya dan kudengar dia juga berpacaran dengan seorang pejabat di salah satu instansi ternama di Jakarta ini.
Tanteku sangat hobi berbelanja, suatu hari aku diajaknya jalan-jalan oleh tanteku ke sebuah Mall. Katanya kalau nyetir sendiri dia suka pusing, makanya dia memintaku menemaninya. “Andaikan aku bisa menyetir, tanteku tidak perlu lagi pusing seperti sekarang ini” pikirku dalam hati. Dalam perjalanan seusai berbelanja tante Popi menyapaku. “Bayu udah lapar ya…?” tutur tanteku. “Iya nih, Bayu udah lapar banget tante…!” seruku padanya dengan manja. Akhirnya kamipun mampir untuk makan saat itu. “Oya… tante sebenernya pengen ajarin Bayu nyetir..!” kata tanteku ketika kami selesai menyantap makan siang bersama. “Emangnya… Bayu udah boleh bisa nyetir, tante..?” kataku pura-pura tidak mengerti. “Iya boleh dong… biar besok-besok kalau tante Popi pergi, Bayu bisa nyetirin tante…!” kata tanteku.Singkat cerita, tanteku mengajariku nyetir di daerah Pulomas, kebetulan rute kami pulang ke arah sana. “Capek juga ternyata belajar nyetir itu” pikirku. Akhirnya tanteku nyuruh aku istirahat sejenak, sambil meminggirkan mobilnya di tempat yang agak teduh. Kamipun istirahat sambil mengobrol ringan tanpa turun dari dalam mobil, tanteku mulai bertanya-tanya kepada aku. “Bayu udah pernah pacaran, belum…?” “belum…” jawabku dengan polos. “Bayu udah gede, jadi udah boleh punya pacar..!” kata tanteku. “Coba deh.. tante mau liat punya Bayu…!” sambil dia mengarahkan tangannya ke selangkanganku. Aku kaget sekali tanteku berbuat seperti itu terhadapku, tapi aku tidak berani menolaknya, aku hanya diam saja saat itu. Perlahan tanteku membuka resleting celanaku, dan mulai mengelus-elus kontolku dari luar celana dalamku. “Aaaah…. aah…!” aku merasakan geli bercampur nikmat karena sentuhan tanteku itu, terus terang aku belum pernah mengalami hal seperti itu sebelumnya, tapi kenapa harus tanteku yang pertama kali mengelus- elus kontolku. Pikiranku berkecamuk antara rasa penasaran, malu tapi nikmat, semua bercampur membuat dag dig dug detak jantungku saat itu. “Bayu jangan malu… sama tantenya sendiri kok malu…!” ujar tanteku. Aku diam saja, karena bingung mesti berkata apa. “Tante ingin agar Bayu tahu gimana rasanya… kan Bayu udah gede… nanti juga Bayu akan merasakan hal seperti ini kalau Bayu udah punya pacar..!” bujuk tanteku. “Aaaaah….. sssshh…!” tanpa kusadari aku merintih karena rasa nikmat yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Tanteku mulai memasukkan tangannya meraih batang kontolku yang sudah mulai tegang, aku malu bukan main, karena selama ini aku sangat hormat sekali padanya. Tangan tanteku memang lihai, dia remas-remas dengan lembut kontolku, sampai akhirnya benar- benar tegang dan berhasil digenggam sepenuhnya. Celana dalamku diturunkan olehnya, tampak kontolku mengacung keatas saking tegangnya. Tanteku tersenyum bangga, sambil mulai mengocoknya dengan lembut. “Aaaaow…. nikmaaaaat sekali… rasanya….!” pikirku. Gimana ya, kalo tiap hari merasakannya, aku jadi mengkhayal jauh, pasti pacar tanteku yang pejabat itu mendapat kenikmatan seperti ini setiap hari. “Waaah… pasti puas hidupnya kali ya…?” semakin terbayang olehku jika aku jadi seperti dia.
Domino QQ - Melayani Nafsu Birahi Tante Binal
Sementara itu, tanteku terus mengocok-ngocok batang kontolku, sambil sesekali memberikan pijatan- pijatan pada bagian tertentu yang membuatku jadi kelojotan menahan denyut demi denyut rasa nikmat yang luar biasa. Tampaknya tanteku sangat berpengalaman dalam bidang kocok mengkocok barang laki-laki , pantas kalo selama ini aku dengar dari ibuku, bahwa tanteku ini lagi diperebutkan banyak laki-laki yang ingin mengawininya. “Wah aku jadi keponakan yang paling beruntung… dong… , dibanding orang-orang yang berebut tadi….!” Sambil merem melek saking nikmatnya, tiba-tiba tanteku menundukan kepalanya ke arah kontolku, aku jadi heran apa yang akan dilakukannya. “Gila….!” dia masukan batang kontolku ke dalam mulutnya dan, “Aaaakh… ooooooouw..!” hangat sekali rasanya. Aku tidak tahan lagi saat tanteku menghisap dan menjilati kontolku mulai dari bijinya sampai ke semua bagian tanpa terlewatkan. “Gimana rasanya…..Bayu ? ”tanya tanteku. Aku diam saja karena malu “Ya udah… Bayu… keluarin aja….. jangan ditahan-tahan yaa…!” ungkap tanteku. Makin terasa pada batang kontolku seakan ada yang berdenyut dan hendak mendesak keluar, tiba-tiba “Aaaaakh… crootts… croootts… ooooh…… tanteee… Bayu… keluaaaar… .!!” Cukup dengan tujuh kali hisapan saja pada batang kontolku, air maniku muncrat tidak bisa dibendung lagi, dan berceceran membasahi celana yang kupakai, tanteku puas melihatnya. Itulah pengalaman pertama dan termanis yang aku terima dari tante Popiku yang binal.
Semenjak itu aku jadi ketagihan dikocok oleh tante Popiku, sampai saat ini kocokan tante Popiku masih kudapatkan, bahkan meningkat, tante Popiku mengajarkan hal lain yang lebih seru, dan hal tersebut kami lakukan bertiga bersama suaminya. Kini atas permintaan tante Popiku dan suaminya, kami tinggal bersama satu rumah, dengan tanpa henti- hentinya kami menikmati permainan panas bertiga setiap saat.
Posted By :
HALOO, AYOO BERGABUNG BERSAMA DENGAN KAMI WWW.JPSPOKER.COM
tertarik bermain poker diJPSPOKER.com/
PROMO menarik akhir tahun
#bonus referal setiap ajak temen sebesar 10%
#potongan meja 3%
#gratis chip 10rb setiap harinya khusus new member
# Bonus Rollingan mingguan 0,5 % T.O Minimal 1jta
masih ragu untuk bermain di gudang poker
Jpspoker telah berdiri sejak tahun 2013
bergabunglah bersama kami dan kalahkan semua lawan yang ada di Jpspoker.com
TIDAK ADA BOT dan REAL pemain vs pemain.
Subscribe to:
Posts (Atom)
0 comments