• Posted by : Unknown Sunday, November 22, 2015

    Bandar Blackjack - Cerita Dewasa -  11 kali Orgasme - Aku baru saja naik kelas 3 SMA saat ini usiaku 18 tahun perkenalkan namaku Maya dengan tinggi 169 cm kulit putih bersih dadaku tidak terlalu besar tapi proposional banyak yang ngomong mending lebih baik aku jadi model dan saat ini aku belum punya pacar aku anak ke tiga dari empat saudara kesemuanya perempuan.Kakak-kakakku semua sudah mempunyai pacar, kecuali adikku yang paling kecil kelas dua SMP. Pengalaman ini terjadi sekitar awal bulan Februari tahun 2015. Pengalaman ini tidak kukarang sendiri tapi berdasarkan cerita asli yang kualami di tahun 2015 ini.


    Ceritanya begini. Bermula saat aku berkenalan dengan seorang cowok, sebut saja namanya Anwar. Orangnya tampan, tinggi sekitar 170 cm, dan tubuhnya atletis. Pokoknya sesuai dengan pria idamanku. Perbedaan umur kami sekitar 8 tahun, dan dia baru saja lulus dari universitas swasta terkenal di Jakarta.

    Kami kenalan pada saat aku sedang mempersiapkan acara untuk perpisahan kelas III di SMA-ku. SMAku di kawasan Jakarta Barat. Dan pada saat itu Anwar sedang menemani adiknya yang kebetulan panitia perpisahan SMA kami.

    Bandar Blackjack - Cerita Dewasa -  11 kali Orgasme - Pada saat itu Anwar hanya melihat-lihat persiapan kami dan duduk di ruangan sebelah. Akhirnya pada saat istirahat siang, inilah pertama kalinya kami ngobrol-ngobrol. Dan pada saat kenalan tersebut kami sempat menukar nomor telepon rumah.

    Kira -kira tiga hari kemudian, Anwar menelepon ke rumahku.

    “Hallo selamat sore, bisa bicara dengan Maya, ini dari Anwar.”

    “Ada apa, kok tumben mau nelepon ke sini, aku kira sudah lupa.”

    “Gimana kabar kamu, mana mungkin aku lupa. Hmm, May ada acara nggak malam minggu ini.”

    Aku sempat kaget Anwar mengajakku keluar malam minggu ini.

    Padahal baru beberapa hari ini kenalan tapi dia sudah berani mengajakku keluar.

    Ah, biarlah, cowok ini memang idamanku kok.

    “Hmmm… belum tau, mungkin nggak ada, dan mungkin juga ada,” jawabku.

    “Kenapa bisa begitu,” balas Anwar.

    “Ya, kalaupun ada bisa dibatalin seandainya kamu ngajak keluar, dan kalo batal acaranya aku bakalan akan nggak terima telpon kamu lagi,” balasku lagi.

    “Ooo begitu, kalau gitu aku jemputnya ke rumahmu, sabtu sore, kita jalan-jalan aja. Di mana alamat rumahmu.”

    Kemudian aku memberikan alamat rumahku di kawasan Maruya. Dan ternyata rumah Anwar tidak begitu jauh dari rumahku. Ya, untuk seukuran Jakarta, segala sesuatunya dihitung dengan waktu bukan jarak.

    Tepat hari sabtu sore, Anwar datang dengan kendaraan dan parkir tepat di depan rumahku. Setelah tiga puluh menit di rumah, ngobrol -ngobrol dan pamitan dengan orang rumah, akhirnya kami meninggalkan rumah dan belum tahu mau menuju ke mana.

    Di dalam mobil kami berdua, ngobrol sambil ketawa-ketawa dan tiba-tiba Anwar menghentikan mobilnya tepat di lapangan tenis yang ada di kawasan Jakarta Barat.

    “May, kamu cantik sekali hari ini, boleh aku mencium kamu,” bisik Anwar mesra.

    “Anwar, apa kita baru aja kenalan, dan kamu belum tau siapa aku dan aku belum tau siapa kamu sebenarnya, jangan-jangan kamu sudah punya pacar.”

    “Kalo aku sudah punya pacar, sudah pasti malam minggu ini aku ke tempat pacarku.”

    “Anwar, terus terang semenjak pertama kali melihat kamu aku langsung tertarik.”

    Tiba-tiba tangan Anwar memegang tanganku dan meremasnya kuat -kuat.

    ”Aku juga May, begitu melihat kamu langsung tertarik.” Dan Anwar menarik tanganku hingga badanku ikut tertarik, lalu Anwar memelukku erat-erat dan mencium rambutku hingga telingaku. Aku merinding dan tiba-tiba tanpa kusadari bibir Anwar sudah ada di depan mataku.

    Dan pelan-pelan Anwar mencium bibirku. Pertama-tama, sempat kulepaskan. Karena inilah pertama kali aku dicium seorang laki-laki. Dan tanpa pikir panjang lagi, aku yang langsung menarik badan Anwar dan mencium bibirnya.

    Ciuman Anwar sepertinya sudah ahli sekali dan membuatku begitu bernafsu untuk menarik lidahnya.

    Oh.. betapa nikmatnya malam ini. Dan, lama-kelamaan tangan Anwar mulai meraba sekitar dadaku.

    “Jangan Anwar, aku tidak mau secepat ini, lagi pula kita melakukannya di depan jalan, aku malu Anwar,” jawabku.

    Sebenarnya aku ingin dadaku diremas oleh Anwar karena aku sudah mengidam-idamkan dan sudah membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya.

    “May, bagaimana kalau kita nonton aja. Sekarang masih jam setengah delapan dan film masih ada kok.”

    Akhirnya aku setuju. Di dalam bioskop kami mencari tempat posisi yang paling bawah. Anwar sepertinya sudah sangat pengalaman dalam memilih tempat duduk.

    Dan begitu film diputar, Anwar langsung melumat bibirku yang tipis. Lidah kami saling beradu dan aku membiarkan tangan Anwar meraba di sekitar dadaku.

    Walaupun masih ditutupi dengan baju. Tiba-tiba Anwar membisikkan sesuatu di telingaku,

    “May, kamu membuat nafsuku naik.”

    “Aku juga Anwar,” balasku manja.

    Dan Anwar menarik tanganku dan mengarahkan tanganku ke arah penisnya. “Astaga,” pikirku. Ternyata diluar dugaanku, penis Anwar sudah sangat tegang sekali. Dan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang pertama kali ini.

    “Teruskan may, remas yang kuat dan lebih kuat lagi.” Tak lama kemudian, tangan Anwar sudah berhasil membuka bajuku. Kebetulan saat itu aku memakai kemeja kancing depan. Sehingga tidak terlalu susah untuk membukanya.

    Kebetulan aku memakai BH yang dibuka dari depan. Akhirnya tangan Anwar berhasil meremas susuku yang baru pertama kali ini dipegang oleh seseorang yang baru kukenal. Anwar meremasnya dengan lembut sekali dan sekali-kali Anwar memegang puting susuku yang sudah keras.

    “Teruskan Anwar, aku enak sekali..” Dan tanpa sengaja aku pun sudah membuka reitsleting celananya, yang pada saat itu memakai celana kain.

    “Astaga,” pikirku sekali lagi, tanganku dibimbing Anwar untuk memasuki celana dalam yang dipakainya. Dan sesaat kemudian aku sudah meremas-remas penis Anwar yang sangat besar. Kami saling menikmati keadaan di bioskop waktu itu.

    “Teruskan Anwar, aku enak sekali..” Tidak terasa film yang kami tonton berlalu dengan cepat. Dan akhirnya kami keluar dengan perasaan kecewa.

    “Kita langsung pulang ya May sudah malam,” pinta Anwar.

    “Anwar, sebenarnya aku belum mau pulang, lagian biasanya kakak-kakakku kalau malam mingguan pulangnya jam 11:30 malam, sekarang masih jam 10:15, kita keliling-keliling dulu ya.” bisikku mesra. Sebenarnya dalam hatiku ingin sekali mengulang apa yang sudah kami lakukan tadi di dalam bioskop.

    Namun rasanya tidak enak bila kukatakan pada Anwar. Mudah-mudahan Anwar mengerti apa yang kuinginkan.

    “Ya, sudah kita jalan-jalan ke senayan aja, sambil ngeliat orang-orang yang lagi bingung juga,” balas Anwar dengan nada gembira. Sampai di senayan, Anwar memarkirkan mobilnya tepat di bawah pohon yang jauh dari mobil lainnya.

    Dan setelah Anwar menghentikan mobilnya, tiba-tiba Anwar langsung menarik wajahku dan mencium bibirku. Kelihatannya Anwar begitu bernafsu melihat bibirku. Sebenarnya inilah waktu yang kutunggu-tunggu.

    Kami saling melumat bibir dan permainan lidah yang kami lakukan membuat gairah kami tidak terbendung lagi. Tiba-tiba Anwar melepaskan ciumannya.

    “May, aku ingin mencium susumu, bolehkan..” Tanpa berkata sedikit pun aku membuka kancing kemejaku dan membuka kaitan BH yang kupakai.

    Terlihat dua gundukan yang sedang mekar -mekarnya dan aku membiarkannya terpandang sangat luas di depan mata Anwar. Dan kulihat Anwar begitu memperhatikan bentuk bulatan yang ada di depan matanya.

    Memang susuku belum begitu tumbuh secara keseluruhan, tapi aku sudah tidak sabar lagi untuk dicium oleh seorang lelaki.

    “May, apa ini baru pertama kali ada yang memegang yang menciumi susumu,” bisik Anwar.

    “Iya, Anwar, baru kamu yang pertama kali, aku memberikan ke orang yang benar -benar aku inginkan,” balasku manja.

    Tak lama kemudian, Anwar dengan lembutnya menciumi susuku dan memainkan lidahnya di seputar puting susuku yang sedang keras. Aduh enak sekali rasanya. Inilah waktu yang tunggutunggu sejak lama. Nafsuku langsung naik pada saat itu.

    “Jangan berhenti Anwar, teruskan ya… aku enak sekali..” Dan tanganku pun dibimbing Anwar untuk membuka reitsleting celananya. Dan aku membukanya. Kemudian Anwar mengajak pindah tempat duduk dan kami pun pindah di tempat duduk belakang.

    Sepertinya di belakang kami bisa dengan leluasa saling berpelukan. Baju kemejaku sudah dilepas oleh Anwar dan yang tertinggal hanya BH yang masih menggantung di lenganku. Reitsleting celana Anwar sudah terbuka dan tiba-tiba Anwar menurunkan celananya dan terlihat jelas ada tonjolan di dalam celana dalam Anwar.

    Dan Anwar menurunkan celana dalamnya. Terlihat jelas sekali penis Anwar yang besar dan berwarna kecoklatan. Ditariknya tanganku untuk memegang penisnya. Dan aku tidak melepaskan kesempatan tersebut.

    Anwar masih terus menjilati susuku dan sekali-kali Anwar menggigit puting susuku.

    “Anwar, teruskan ya… jilat aja Anwar, sesukamu..” desahku tak karuan. Sementara aku masih terus memegang penis Anwar.

    Dan sepertinya Anwar makin bernafsu dengan permainan seksnya. Akhirnya Anwar sudah tidak tahan lagi.

    “May, kamu isap punyaku ya… mau nggak?”

    “Isap bagaimana..” “Tolong keluarin punyaku di mulutmu.” Sebenarnya aku masih bingung, tapi karena penasaran apa yang dimaui Anwar, maka aku menurut saja apa permintaannya.

    Dan Anwar merubah posisi duduknya, Anwar menurunkan kepalaku hingga aku berhadapan langsung dengan kepunyaan Anwar.

    “Anwar, besar sekali punyamu.” “Langsung aja may, aku sudah tidak tahan..”

    Aku langsung mengulum pelan-pelan kepunyaan Anwar. Inilah pertama kali aku melihat, memegang dan mengisap dalam satu waktu. Aku menjilati dan kadang kutarik dalam mulutku kepunyaan Anwar. Sekali-kali kujilati dengan lidahku.

    Dan sekali-kali juga kujilati dan kuisap buah kepunyaan Anwar. Aku memang menikmati yang namanya penis. Mulai dari atas turun ke bawah. Dan kuulangi lagi seperti itu. Dan kepala penis kepunyaan Anwar aku jilatin terus.

    Ah… benar-benar nikmat. Sekitar lima menit aku menikmati permainan punya Anwar, tiba-tiba, Anwar menahan kepalaku dan menyuruhku mengisap lebih kuat. “Terus May, jangan berhenti, terus isap yang kuat, aku sudah tidak tahan lagi..” Dan tidak lama setelah itu, Anwar mengerang keenakan dan tanpa sadar, keluar cairan berwarna putih dari penis Anwar.

    Apakah ini yang namanya sperma, pikirku. Dalam keadaan masih keluar, aku tidak bisa melepaskan penis Anwar dari mulutku, aku terus mengisap dan menyedot sperma yang keluar dari penis Anwar. Ah… rasa dan aromanya membuatku ingin terus menikmati yang namanya sperma.

    Aku pun tidak bisa melepaskan kepalaku karena ditahan oleh Anwar. Aku terus melanjutkan isapanku dan aku hanya bisa melebarkan mulutmu dan sebagian cairan yang keluar tertelan di mulutku. Dan Anwar kelihatan sudah enak sekali dan melepaskan tangannya dari kepalaku.

    “May, aku sudah keluar, banyak ya..”

    “Banyak sekali Anwar, aku tidak sanggup untuk menelan semuanya, karena aku belum biasa.”

    “Tidak apa-apa May..” Kemudian Anwar mengambil cairan yang terbuang di sekitar penisnya dan menaruh ke susuku.

    Aku pun memperhatikan kelakuan Anwar. Dan Anwar mengelus-elus susuku. Akhirnya jam sudah tepat jam 11 malam. Dan aku diantar oleh Anwar tepat jam 11 lewat 35 menit. Karena besoknya kami berjanji akan ketemu lagi.

    Malamnya entah mengapa aku sangat sulit sekali tidur. Karena pengalamanku yang pertama membuatku penasaran, entah apa yang akan kulakukan lagi bersama Anwar esoknya.

    Dan, malam itu aku masih teringat akan penis Anwar yang besar dan aroma sperma serta ingin rasanya aku menelan sekali lagi. Ingin cepat-cepat kuulangi lagi peristiwa malam itu. Besoknya dengan alasan ada pertemuan panitia perpisahan, aku akhirnya bisa keluar rumah.

    Akhirnya sesuai jam yang sudah ditentukan, Anwar menjemputku dan Anwar membawaku ke suatu tempat yang masih teramat asing buatku.

    “Tempat apa ini Anwar,” tanyaku.

    “May, ini tempat kencan, daripada kita kencan di mobil lebih bagus kita ke sini aja, dan lebih aman dan tentunya lebih leluasa. Kamu mau.”

    “Entahlah Anwar, aku masih takut tempat seperti ini.”

    “Kamu jangan takut, kita tidak keluar dari mobil. Kita langsung menuju kamar yang kita pesan.” Dan sampai di garasi mobil, kami keluar, dan di garasi itu hanya ada satu pintu. Sepertinya pintu itu menuju ke kamar. Benar dugaanku.

    Pintu itu menuju ke kamar yang sudah dingin dan nyaman sekali, tidak seperti yang kubayangkan. Terlihat ada kulkas kecil, kamar mandi dengan shower, dan TV 21, dan tempat tidur untuk kapasitas dua orang.

    “Maya, kita santai di sini aja ya… mungkin sampai sore atau kita pulang setelah magrib nanti, kamu mau..” pinta Anwar.

    “Aku setuju saja Anwar, terserah kamu.”

    Setelah makan siang, kami ngobrol-ngobrol dan Anwar membaringkan badanku di tempat tidur.

    “May, kamu mau kan melakukannya sekali lagi untukku.”

    Aku setuju. Sebenarnya inilah yang membuatku berpikir malamnya apa yang akan kami lakukan berikutnya.
    Cerita Sex 11 kali Orgasme

    Anwar berdiri di depanku, dan melepaskan kancing kemejanya satu persatu, dan membuka celana panjang yang dipakainya.

    Terlihat sekali lagi dan sekarang lebih jelas lagi kepunyaan Anwar daripada malam kemarin. Ternyata kepunyaan Anwar lebih besar dari yang kubayangkan. Dan, dalam sekejap Anwar sudah terlihat bugil di depanku.

    Anwar memelukku erat-erat dan membangunkanku dari tempat tidur. Sambil mencium bibirku, Anwar menarik ke atas baju kaos ketat yang kupakai. Dan memelukku sambil melepaskan ikatan BH yang kupakai.

    Dan pelan-pelan tangan Anwar mengelus susuku yang sudah keras. Dan lama -kelamaan tangan Anwar sudah mencapai reitstleting celanaku dan membuka celanaku. Dan menurunkan celana dalamku. Aku masih posisi berdiri, dan Anwar jongkok tepat di depan vaginaku.

    Anwar memandangku dari arah bawah. Sambil tangannya memeluk pahaku.

    “May, bodi kamu bagus sekali.” Anwar sekali lagi memperhatikan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat dan menciumi aroma vaginaku.

    “May, seandainya hari ini perawanmu hilang, kamu bagaimana.”

    “Terserah kamu Anwar, aku tidak peduli tentang perawanku, aku ingin menikmati hari ini, denganmu berdua, dan aku kepengen sekali melakukannya denganmu..”

    Akhirnya aku pasrah apa yang dilakukan oleh Anwar. Kemudian Anwar meniduriku yang sudah tidak memakai apa-apa lagi. Kami sudah sama-sama bugil. Dan tidak ada batasan lagi antara kami. Anwar bebas menciumiku dan aku juga bebas menciumi Anwar.

    Kami melakukannya sama-sama dengan nafsu kami yang sangat besar. Baru pertama kali ini aku melakukannya seperti hubungan suami istri.

    Anwar menciumi seluruh tubuhku mulai dari atas turun ke bawah. Begitu bibir Anwar sampai di vaginaku yang sudah sangat basah, terasa olehku Anwar membuka lebar vaginaku dengan jari-jarinya. Ah… nikmat sekali.

    Seandainya aku tahu senikmat ini, ingin kulakukan dari dulu. Ternyata Anwar sudah menjilati klitorisku yang panjang dan lebar. Dengan permainan lidahnya di vaginaku dan tangan Anwar sambil meremas susuku dan memainkan putingku, aku rasanya sudah sangat enak sekali.

    Sepertinya tidak kusia-siakan kenikmatan ini tiap detik. Anwar sekali-kali memasukan jarinya ke vaginaku dan memasukkan lidahnya ke vaginaku. Akhirnya dengan nafsu yang sudah tidak bisa kutahan lagi, kukatakan pada Anwar.

    “Anwar, masukkan punyamu ke punyaku ya… masukannya pelan -pelan,” pintaku. Anwar lalu bangkit dari arah bawah. Dan menciumi bibirku.

    “May, kamu sudah siap aku masukkan, apa kamu tidak menyesal nantinya.”

    “Tidak Anwar, aku tidak menyesal. Aku sudah siap melakukannya.”

    Lalu Anwar melebarkan kakiku dan terlihat jelas sekali punya Anwar yang sangat besar sudah siap-siap untuk masuk ke punyaku. Vaginaku sudah basah sekali. Dan kubimbing penis Anwar agar tepat masuk di lubang vaginaku.

    Pertama-tama memang agak sakit, tapi punyaku sepertinya sudah tidak terasa lagi akan sakit yang ada, lebih banyak nikmatnya yang kurasakan. Dengan dorongan pelan dan pelan sekali, akhirnya punya Anwar berhasil masuk ke dalam lorong kenikmatanku.

    “Oh… enak sekali,” jeritku. Terasa seluruh lorong dan dinding vaginaku penuh dengan penis besar kepunyaan Anwar.

    Dengan sekali tekan dan dorongan yang sangat keras dari penis Anwar, membuat hari itu aku sudah tidak perawan lagi. Anwar membisikkan sesuatu di telingaku,

    “May, kamu sudah tidak perawan lagi.”

    “Ngga apa-apa Anwar, jangan dilepas dulu ya…”

    “Terus Anwar, goyang lebih kencang, aku enak sekali..” Dengan posisi aku di bawah, Anwar di atas, kami melakukannya lama sekali. Anwar terus menciumi susuku yang sudah keras, penis Anwar masih terbenam di vaginaku.

    Akhirnya puncak kenikmatanku yang pertama keluar juga. “Anwar sepertinya aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar.”

    “Keluarin terus May, aku tidak akan melepaskan punyaku.”

    “Anwar, aku tidak tahan lagi… a..ahh… aaahh.. aku keluar Anwar, aku keluar.. keluar Anwar..enaak sekali, jangan berhenti, teruskan… aaaa… aaaa..” Pada saat orgasme yang pertama, Anwar langsung menciumi bibirku.

    Oh… benar -benar luar biasa sekali enaknya. Akhirnya aku menikmati kehangatan punya Anwar dan aku masih memeluk badan Anwar.

    Walaupun udara di kamar itu sangat dingin, tapi hawa yang kami keluarkan mengalahkan udara dingin. “May, aku masih mau lagi, tidak akan kulepaskan… sekarang aku mau posisi enam sembilan.

    Kamu isap punyaku dan aku isap punyamu.”

    Kemudian kami berubah posisi ke enam sembilan. Anwar bisa sangat jelas mengisap punyaku. Dan kelihatan kliotorisku yang sangat besar dan panjang. “May punyamu lebar sekali.”

    “Isap terus Anwar, aku ingin mengeluarkan sekali lagi dan berkali-kali.” Aku terus mengisap punya Anwar sementara Anwar terus menjilati vaginaku dan kami melakukannyasangat lama sekali. Penis Anwar yang sudah sangat keras sekali membuatku bernafsu untuk melawannya.

    Dan permainan mulut Anwar di vaginaku juga membuatku benar-benar terangsang dan sepertinya saat-saat seperti ini tidak ingin kuakhiri.

    “Anwar… aku mau keluar lagi… aku tidak tahan lagi honey…”

    “Tahan sebentar May, aku juga mau keluar..”

    Tiba-tiba Anwar langsung merubah posisi. Aku di bawah dan dia di atas. Dengan cepat Anwar melebarkan kakiku, dan oh.. ternyata Anwar ingin memasukkan penisnya ke vaginaku. Dan sekali lagi Anwar memasukkan penisnya ke vaginaku.

    Walaupun masih agak sulit, tapi akhirnya lorong kenikmatanku dapat dimasuki oleh penis Anwar yang besar.

    “Dorong yang keras Anwar, lebih keras lagi,” desahku. Anwar menggoyangan badannya lebih cepat lagi.

    “Iya Anwar, seperti itu… terus… aaa..aaa… enak sekali, aku mau melakukannya terusmenerus denganmu..”

    “May, aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar…”

    “Aku juga Anwar, sedikit lagi, kita keluar sama -sama ya… aaa..”

    “May… aku keluar..”

    “Aku juga Anwar… aaa… aa… terasa Anwar, terasa sekali hangat spermamu..”

    “Aduh, May… goyang terus May, punyaku lagi keluar…”

    “Aduh Anwar… enak sekali…” Bibirku langsung menciumi bibir Anwar yang lagi dipuncak kenikmatan. Tak lama kemudian kami sama-sama terdiam dan masih dalam kehangatan pelukan. Akhirnya kami mencapai kenikmatan yang luar biasa.

    Dan sama-sama mengalami kenikmatan yang tidak bisa diukur.

    “May… spermaku sekarang ada di dalam punyamu.”

    “Ia Anwar…” Tidak lama kemudian, Anwar membersihkan cairan spermanya di vaginaku.

    “May, kalo kamu hamil, aku mau bertanggungjawab.”

    “Iya Anwar..” jawabku singkat.

    Akhirnya kami mandi sama-sama. Di kamar mandi kami melakukannya sekali lagi, dan aku mengalami kenikmatan sampai dua kali. Sekali keluar pada saat Anwar menjilati vaginaku dan sekali lagi pada saat Anwar memasukkan penisnya ke vaginaku.

    Anwar pun mengalami hal yang sama. Sorenya kami melakukannya sekali lagi. Kali melakukannya berulang kali.

    Dan istirahat kami hanya sebentar, tidak sampai satu jam kami sudah melakukannya lagi. Benar-benar luar biasa.

    Aku pun tidak tahu kenapa nafsuku begitu bergelora dan tidak mau berhenti. Kalau dihitunghitung dalam melakukan hubungan badan, aku sudah keluar 8 kali orgasme.

    Dan kalau hanya sekedar diisap oleh Anwar hanya 3 kali. Jadi sudah 11 kali aku keluar.

    Sementara Anwar sudah 7 kali. Malamnya tepat jam 8.30 kami keluar dari penginapan. Padahal jika dipikir-pikir, hanya dalam waktu dua hari saja aku sudah melepaskan keperawananku ke seseorang.

    Dan sampai sekarang hubunganku dengan Anwar bukan sifatnya pacaran, tapi hanya bersifat untuk memuaskan nafsu saja. Dan, baru kali ini aku bisa merasakan tidur yang sangat pulas sesampainya di rumah.

    Besoknya aku harus sekolah seperti biasa dan tentunya dengan perasaan senang dan ingin melakukannya berkali-kali. Seperti biasa setiap tanggal 20, aku datang bulan. Dan kemarin (tanggal 20 Februari 2001) ini aku masih dapat.

    Aku langsung menelepon Anwar sepulang dari sekolah.

    “Anwar, aku dapat lagi, dan aku tidak hamil.” “Iya May… syukurlah…”

    “Anwar, aku ingin melakukannya sekali lagi, kamu mau Anwar..” Dan, ternyata kami bisa melakukannya di mana saja. Kadang aku mengisap penis Anwar sambil Anwar menyetir mobil yang lagi di jalan tol.

    Dan setelah cairan sperma Anwar keluar yang tentunya semua kutelan, karena sudah biasa, setelah itu tangan Anwar memainkan vaginaku.

    Kadang juga sebelum pulang aku tidak lagi mencium bibir Anwar, tapi aku mengisap kepunyaan Anwar sebelum turun dari mobil, hanya sekitar 2 menit,

    Anwar sudah keluar. Dan aku masuk rumah masih ada sisa-sisa aroma sperma di mulutku. Di tiap pertemuan kami berdua selalu saling mengeluarkan.

    Jika kami ingin melakukan hubungan badan, biasanya kami menyewa penginapan dari siang sampai sore dan hanya dilakukan tiap hari sabtu karena pada saat itu sepulang sekolah Anwar langsung mengajakku ke penginapan.

    0 comments

  • Copyright © - Cerita sex - Cerita sex - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan